Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Senin, 07 Maret 2016

Menara Babel dan Kesombongan Manusia

Di dalam suatu pengajian malam itu, guru menerangkan kepada murid-muridnya akan ketidaksukaannya kepada rencana pembangunan gedung pencakar langit di Indonesia. Mengapa?

Salah satu kitab suci yang diturunkan Allah swt dan wajib untuk kita yakini adalah kitab suci injil. Di dalam kitab suci injil ini diceritakan tentang suatu bangsa di zaman dahulu yang sombong dan menantang Tuhan dengan cara membuat sebuah menara yang sangat tinggi yang disebut dengan menara Babel.

Menara Babel adalah menara tertinggi di bumi yang pernah dibangun di zaman Babylonia saat itu yaitu sekitar 2,484 meter, atau hampir setara dengan tinggi gunung Merapi dari permukaan laut. Menara Babylonia ini berdiri setelah zaman Nabi Nuh pasca banjir bandang. Penduduk pada zaman itu dianugerahi dengan kekuatan-kekuatan fisik yang lebih dan keperawakan yang gagah dibanding dengan bangsa-bangsa lain. Menara inilah yang dikenal hingga saat ini sebagai simbol keangkuhan dan kesombongan manusia. Mitologi kuno menyebutkan bahwa dahulunya manusia hanya memiliki satu rumpun bahasa dan kemudian para manusia bepergian ke arah timur dan mendirikan sebuah menara yang sangat tinggi menjulang ke langit di sebuah tempat yang bernama Shinar, itulah menara Babel.

Pada saat pengerjaan menara dan kota, Allah pun memutuskan untuk mengazab mereka dengan cara mengkacaubalaukan bahasa mereka pada saat itu. Akibat hal itu, kemudian manusia menjadi tidak saling memahami bahasa mereka satu sama lainnya dan kemudian akhirnya manusia saling berpencar dan terserak di seluruh muka bumi. Sehingga sang menara Babel dan kota tersebut gagal diselesaikan. Sejak hal itulah kota itu diberi nama Babel.

Contoh lainnya dari keangkuhan manusia kepada Allah swt adalah kaum Aad yang pandai membuat gedung-gedung yang tinggi menjulang ke langit. Ibukota kaum 'Aad adalah Iram. Terkenal dengan bangunan-bangunannya yang menjulang tinggi ke langit. Waktu itu tidak ada di kota lain seperti itu, hanya ada di Iram saja. Hal ini tertera di dalam Surah Al Fajr (ayat 6-8) yang berbunyi:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ
إِرَمَ ذَاتِ الْعِمَادِ
الَّتِي لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِي الْبِلاَدِ

“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain.” (QS 89:6-8)

Lalu kemudian Allah mengazab kaum Aad dan kaum-kaum lainnya seperti kaum Tsamud dan kaum Fir’aun yang banyak berbuat kerusakan dengan cemeti azab.

وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ
“Adapun kaum ‘Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang.” (QS 69:6)

Setelah menara Babel dan Kaum Aad ini dihancurkan oleh Allah swt, iblis tidak tinggal diam. Mereka meneruskan apa yang telah dimulai dahulu untuk menggelincirkan anak cucu Adam dari jalan yang lurus. Pada saat ini kita melihat gedung-gedung pencakar langit yang tinggi dibangun oleh manusia modern sebagai hasil dari bujuk rayu iblis, dengan maksud untuk mengingatkan kepada manusia bahwa pembangunan menara Babel belum selesai dan harus dilanjutkan. Menara yang menjadi simbol dan lambang perlawanan manusia kepada Allah, bahwa manusia bisa menjadi sehebat Tuhan dan di zaman yang modern ini manusia tidak lagi memerlukan Tuhan.

Begitulah kira-kira penjelasan singkat untuk pelajaran yang diberikan oleh guru di suatu pengajian malam itu dalam rangka mengomentari rencana pembangunan gedung-gedung pencakar langit yang akan dibangun di Indonesia.

Usaha manusia untuk membangun gedung tinggi pencakar langit ternyata bukanlah sesuatu yang baru saja dicetuskan, akan tetapi ternyata ini adalah sejarah purbakala dari suatu master plan yang telah ditorehkan iblis semenjak zaman awal peradaban manusia. Coba perhatikan gambar poster resmi parlemen Uni Eropa baru-baru ini.

Dalam gambar poster itu, diciptakan kembali menara tepat seperti lukisan menara Babel. Kemudian slogan: “Eropa: Banyak Lidah Satu Suara” merujuk kepada azab Allah yang telah ditimpakan sebelumnya dalam membingungkan manusia dengan banyak bahasa. Parlemen Eropa diharapkan efektif dalam hal membalikkan hukuman Tuhan itu untuk menyatukan bahasa-bahasa yang banyak jumlahnya sekaligus untuk mengajarkan pelajaran tentang penyembahan berhala dan arogansi. Kemudian yang terakhir, lihatlah lebih dekat bintang-bintang di bagian atas poster tadi. Apakah mereka terlihat aneh? Mereka terbalik alias pentagram terbalik. Simbolisme dari pentagram terbalik adalah mengacu pada “Hukum Iblis”.

Dengan demikian diharapkan anda mengerti dan bisa memahami, bahwa apa yang terjadi saat ini di dunia modern bukanlah sesuatu yang baru sama sekali. Melainkan suatu sejarah dalam peradaban manusia yang sebenarnya telah dimulai dari zaman dahulu kala. Kita berada dalam sebuah perang abadi melawan musuh sejati manusia: iblis. Disadari atau tidak, disukai atau tidak, saya, anda dan kita semua saat ini tengah berada di dalam peperangan tersebut. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 23.55