Kamis, 31 Maret 2016
Allah Tempat HambaMu Menyembah
Gambar di samping ini adalah Ka’bah di kota Mekkah, kiblat umat Islam sedunia dalam melaksanakan Sholat. Apabila kita masuk ke dalam Ka’bah tersebut, maka kita tidak akan mendapati Allah yang sedang bersemayam di dalamnya. Di dalam Ka’bah hanya ada tiga buah pilar penopang yang terbuat dari kayu gaharu dan dinding serta atap bangunan yang penuh dengan ukiran, selain itu tidak ada apa-apa lagi, kosong. Jadi adalah sebuah kekeliruan besar apabila kita menyembah Allah ke arah Ka’bah dan berprasangka bahwa Allah ada bersemayam di dalam Ka’bah.
Dimanakah Allah Berada?
Ketika kita melaksanakan sholat di masjid atau mushola, maka sebenarnya Allah tidak berada di depan mimbar. Ketika kita melaksanakan sholat di tempat manapun juga maka sebenarnya Allah tidak sedang bersemayam di depan kita. Jadi ketika kita sholat, kemanakah seharusnya arah tujuan penyembahan kita itu?
وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Dan kepunyaan Allahlah Tintur dan Barat; maka ke mana jugapun kamu menghadap, disanapun ada wajah Allah;sesungguhnya Allah adalah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS 2:115)
Meskipun Allah adalah Tuhan di barat dan di timur dan di arah mana saja, hal ini tidak berarti bahwa Allah berada dan bersemayam di mana-mana. Analoginya adalah seperti ini: kita tahu bahwa peta langit adalah seperti lembaran 2 dimensi. Nah, pada dimensi yang lebih tinggi yaitu di ruang 3 dimensi terdapat matahari yang jumlahnya hanya satu. Bagi orang-orang yang tinggal di selatan bumi seperti di Selandia Baru, mereka akan melihat bahwa matahari ada di peta langit sebelah utara. Akan tetapi bagi orang-orang yang tinggal di belahan bumi utara, mereka justru meihat matahari ada di bagian selatan dari peta langit. Jadi bagi dunia peta langit yang hanya 2 dimensi, matahari itu seperti berada di mana-mana: di utara dan juga di selatan pada saat yang sama. Padahal sejatinya di dunia ruang yang 3 dimensi, matahari adalah tunggal, dia berada di tempatnya dengan garis edar di sekeliling katulistiwa.
Demikianlah, dunia dengan dimensi yang lebih tinggi akan seperti berada di mana-mana jika dilihat oleh orang dalam dimensi yang lebih rendah.
Demikian juga halnya dengan kejadian pada saat guru kita memasuki dimensi ke-4, maka pada saat yang bersamaan orang-orang yang berada di dalam dunia ruang 3 dimensi meihatnya seakan-akan beliau berada di dua tempat pada saat yang sama. Orang-orang di bagian selatan melihat guru sedang berceramah di masjid di daerah Bekasi, sedangkan di lain tempat orang-orang melihat guru sedang beribadah di kota Mekkah. Begitulah, matahari yang sama akan terlihat berada di beberapa tempat oleh orang yang berada pada dimensi yang lebih rendah. Itulah yang disebut dengan efek bi-location.
Jadi sekali lagi kesimpulannya adalah: matahari yang tunggal akan terlihat di beberapa tempat pada dimensi yang lebih rendah.
Nah, demikian juga halnya dengan Allah, maka sesungguhnya Dia berada pada dimensi yang sangat tinggi, sehingga apabila kita melihat pantulannya di peta langit kita atau di dunia ruang 3 dimensi kita yang rendah ini, maka ke arah mana pun kita melihat maka yang terlihat adalah pantulan dari Allah Yang Maha Esa. Ketika anda melihat bulan, maka itu adalah pantulan dari Allah, melihat planet Mars, maka itu adalah pantulan dari Allah, melihat bumi, melihat molekul air atau mengamati inti atom, maka itu semua adalah pantulan dari Allah Yang Maha Esa. Walaupun pantulan bayanganNya ada dimana-mana di dunia berdimensi rendah ini, maka sejatinya Allah itu adalah Satu, Esa.
Pantulan dari Allah bukanlah Allah itu sendiri, sebagaimana bayangan anda bukanlah anda sendiri. Bayangan anda bisa saja berjumlah banyak sekali (karena sumber cahaya yang banyak), padahal anda sejatinya adalah satu. Begitulah kira-kira perumpamaannya untuk menjelaskan dimanakah Allah berada.
Adapun Tempat adalah menunjuk kepada suatu lokasi dalam dunia ruang 3 dimensi. Sedangkan Allah sejatinya tidak berada atau bersemayam di dalam dunia ruang 3 dimensi. Dengan demikian maka tidak tepat untuk menyembah Allah ditujukan kepada suatu tempat tertentu, karena memang tidak ada satu pun tempat yang bisa memuat Allah. Dan memang tidak tepat untuk menyatakan bahwa Allah berada di suatu tempat dalam dunia ruang 3 dimensi.
Jadi sangat benar apabila guru mengajarkan kita untuk menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, tempat kita menyembah dan yang kita sembah. Tempat kita menyembah adalah Allah itu sendiri, tidak ada tempat bagiNya selain Dia sendiri.
Mudah-mudahan Allah memudahkan kita untuk mengerti sedikit saja dari kebenaran tentang keberadaanNya. Mudah-mudahan kita tidak lagi termasuk orang-orang yang menyangka bahwa Allah berada di atas langit sana, atau di dalam surga. Maha Suci Allah dari prangka kebanyakan umat Islam tentang keberadaanNya. (AK/ST)
Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 09.37