Sabtu, 02 April 2016
Beda antara Ahli Agama dan Ahli Tauhid
Kebanyakan dari ulama ahli agama saat ini meyakini bahwa apa yang tercantum di dalam al-Qur’an sudah sempurna dan sudah mencakup segalanya. Sehingga tidak diperlukan lagi ikhtiar dan usaha manusia untuk berhubungan langsung dengan Allah swt, mencari petunjuk atau ilham. Semuanya petunjuk sudah ada tercantum di dalam al-Qur’an.
Begitulah keyakinan sebagian besar umat Islam dewasa ini, terutamanya adalah pemahaman yang dibawa oleh sebagian besar ulama atau sarjana lulusan timur tengah.
Dalam beberapa kali pengajian guru menjelaskan di sinilah titik perbedaan utama antara seorang ahli agama dan ahli tauhid. Seorang ahli agama senantiasa berpegang teguh kepada pemahamannya terhadap dalil dalam kitab. Sedangkan Allah selalu dikesampingkan peranannya, karena firman Allah semuanya sudah ada dalam kitab. Sehingga seluruh permasalahan hidup dan kehidupan umat didasarkan kepada dalil dalam kitab tadi.
Adapun seorang ahli tauhid mereka justru menempatkan al-Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya hanya sebagai pedoman untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Sedangkan seluruh hidup dan kehidupannya didasarkan kepada petunjuk Allah swt, bukan oleh pemahamannya terhadap kitab atau dalil.
Apakah setelah Nabi terakhir dan al-Qur’an selesai semuanya diturunkan, Allah masih juga menurunkan petunjukNya kepada manusia? Guru menyatakan jawabannya adalah: Ya. Allah swt senantiasa memberikan petunjukNya kepada hati orang yang beriman, yang senantiasa berzikir kepada Allah swt.
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلاَّ بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS 64:11)
Guru memberi petunjuk kepada murid-muridnya untuk senantiasa menjaga hati dengan berzikir Syahadat, Istighfar dan Sholawat. Senantiasa menjaga hubungan langsung dengan Allah swt dan memohon petunjukNya melalui hati di setiap saat.
Apakah ilmu agama, pemahaman agama dan dalil agama akan dapat menolong manusia pada hari dibangkitan nanti? Jawabannya adalah: Tidak. Yang dapat menolong manusia adalah hati yang senantiasa berzikir, hati yang selamat.
يَوْمَ لاَ يَنْفَعُ مَالٌ وَلاَ بَنُونَ
إِلاَّ مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat.” (QS 26: 88-89)
Hati yang selamat adalah hati yang senantiasa berserah diri kepada Allah swt dan senantiasa mendapat petunjuk dari Allah swt. Apakah hati kita sudah bisa menerima petunjuk Allah? Kalau belum artinya hati kita masih tertutup, masih kufur. Mumpung masih ada waktu mari kita bersihkan hati dengan banyak berzikir.
Janganlah sampai kita mati kecuali dalam keadaan hati yang selamat. (AK/ST)
Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 23.58