Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Jumat, 15 April 2016

Tidak Semua Doa Dikabulkan

Tidak semua doa itu dikabulkan Allah swt, karena tergantung pada Allah sepenuhnya untuk mengabulkan atau menolak doa seorang hamba. Demikianlah kira-kira isi dari wejangan guru kepada murid-muridnya.

Allah senantiasa akan mendengar dan menjawab atau merespond setiap bentuk doa dan permintaan dari hambaNya. Sebagaimana isi dari ayat al-Quran berikut ini:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِي إِذَا دَعَانِي فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku menjawab permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS 2:186)

Berdasarkan ayat tersebut di atas, maka setiap doa yang dipanjatkan oleh seorang mukmin maka doa tersebut akan disampaikan oleh malaikat dari langit yang satu ke lapisan langit berikutnya hingga kemudian sampai kepada Allah swt. Begitulah kira-kira perintah Allah swt kepada para malaikatnya yang senantiasa menjaga dan mengawasi manusia. Kemudian selanjutnya Allah akan menjawab setiap doa yang sampai kepadaNya itu. Tidak semua permintaan itu dikabulkan oleh Allah swt.

Bahkan doa seorang Nabi atau Rasulpun tidak selamanya dikabulkan oleh Allah swt, seperti doa Nabi Ibrahim untuk memintakan ampunan Allah bagi bapaknya.

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُوْلِي
قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ

“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.” (QS 9:113)

Ataupun doa Nabi Nuh as untuk anaknya:
وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ
“Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata,’Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil’." (QS 11:45)

Dan kemudian Allah menjawab permohonan Nabi Nuh as tersebut dengan mengatakan bahwa sejatinya si anak tersebut bukanlah keluarganya, dan dia termasuk dari orang-orang yang ditenggelamkan.

Guru mengajarkan kepada murid-muridnya, apapun yang diberikan Allah hendaklah kita syukuri senantiasa, baik doa kita dikabulkan atau tidak keyakinan dan cinta kita kepada Allah tidak boleh berkurang. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 19.47