Minggu, 24 April 2016
Manusia, Jangan Saling Membunuh
Ketika pertama kali Allah menyatakan rencanaNya untuk menciptakan manusia yang akan menjadi khalifah di muka bumi, maka para malaikat mempertanyakan keputusan Allah tersebut. Para malaikat mempertanyakan kenapa manusia? Mahluk yang akan senang melakukan pertumpahan darah sesama manusia dan saling membunuh.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا
وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS 2:30)
Tampaknya memang sedari awal struktur pembentuk manusa sudah memiliki karakter untuk melakukan pertumpahan darah sesama manusia. Hal ini tidak pernah terjadi pada mahluk lainnya, seperti misalnya malaikat atau bahkan iblis sekali pun, tidak pernah terjadi pertumpahan darah di antara mereka.
Hewan dan bianatang buas seperti harimau, singa atau ular berbisa, tidak pernah kita jumpai adanya peperangan atau saling bunuh diantara mereka. Jin dan mahluk halus ciptaan Allah swt, tidak pernah melakukan peperangan dan saling bunuh di antara mereka. Jadi dari sekian banyak mahluk ciptaan Allah swt hanya manusia saja lah yang kerap melakukan perang dan pertumpahan darah sesama manusia. Manusia yang satu menjadi pembunuh bagi sebagian manusia lainnya.
Bahkan dosa yang pertama kali dilakukan oleh anak keturunan Adam as adalah membunuh, Qabil membunuh Habil.
Dalam hal ini guru memberikan wejangan kepada murid-muridnya, bahwa secara ilmu Tauhid maka berdasarkan petunjuk Allah sebenarnya manusia itu dilarang untuk membunuh manusia lainnya.
مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ كَتَبْنَا عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الأَرْضِ
فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا
بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَلِكَ فِي الأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.” (QS 5:32)
Lebih jauh lagi guru juga menasehati murid-muridnya untuk bersikap lebih toleran lagi dan menghargai setiap perbedaan yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Tidak semua orang itu sama dengan kita, dan kita tidak diperintahkan Allah untuk menyamakan semua orang seperti kita.
Masing-masing orang memiliki pandangan dan prinsipnya sendiri-sendiri, dan kewajiban kita tidak lain hanyalah menyampaikan kebenaran dan menyampaikan apa-apa yang diperintahkan Allah untuk disampaikan. Tidak ada sedikitpun hak kita untuk menghakimi orang lain, karena Yang Menghakimi adalah hak Allah swt.
Bersikap toleran terhadap orang-orang nasrani yang memakan daging babi dan meminum minuman keras, karena memang syariat dari Nabi Isa as tidak mengharamkan hal tersebut. Juga bersikap toleran terhadap sebagian masyarakat kita yang masih gemar untuk menyediakan sesajen dan pengorbanan karena semata-mata mengikuti syariat Nabi Adam as. Atau sebagian masyarakat yang masih mempergunakan bantuan jin dalam kehidupan mereka, karena ingiin meniru kemampuan leluhurnya Nabi Sulaiman as.Syariat Rasul-Rasul terdahulu memang berbeda dengan syariat Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw.
Guru menasehati kita untuk bersikap toleran terhadap semua perbedaan tadi, kewajiban kita hanyalah sebatas menyampaikan ajaran Islam secara nyata dan tidak memaksa atau menghakimi. Apalagi sampai menumpahkan darah dan saling membunuh karena perbedaan tersebut.
Manusia adalah saudara, semuanya adalah anak cucu keturuanan Adam as maka sudah sepatutnya untuk saling mengasihi, bukannya saling membunuh. Kita sesama manusia tidak saling bermusuhan. Karena musuh kita bukan lah manusia, tetapi iblis maka jangan lah kita memerangi manusia, tapi perangilah iblis. (AK/ST)
Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 23.59