Sabtu, 28 Mei 2016
Islam ala Rasullullah saw dan Islam ala iblis
Sebenarnya kalau kita menarik garis yang tegas, saat ini hanya ada dua aliran utama pemahaman ajaran Islam: yaitu ajaran Islam ala Rasullullah saw dan ajaran Islam ala iblis. Dan apabila kita bertanya kepada kedua aliran tersebut, mereka semua mengklaim bahwa ajarannya adalah berdasarkan ajaran Rasulullah saw semuanya.
Semenjak 14 abad silam Nabi Muhammad saw memperkenalkan Islam kepada kaum kafir Quraisy di jazirah Arab, ternyata ajaran Islam yang diperkenalkan oleh beliau itu sudah jauh sekali berbeda dengan kondisi pemahaman ajaran Islam saat ini. Dahulu apabila Anda berjalan di kota Madinah atau Mekkah setelah Islam berkembang di sana, maka Anda akan merasa aman dan nyaman. Perasaan seperti ini bukan saja dirasakan oleh umat Muslim tetapi juga oleh kalangan Non-muslim dan Yahudi saat itu.
Bahkan rombongan kaum Nasrani yang mengunjungi Rasullullah saw di kota Madinah, diperbolehkan oleh Rasullullah saw untuk mengadakan ibadah kebaktian di masjid Nabawi, karena memang saat itu belum ada gereja di Madinah.
Nah, ajaran yang demikian saat itu kini sudah lenyap, tidak ada. Coba saja Anda bepergian saat ini ke Mosul misalnya, daerah di utara Irak. Apabila anda berjalan bersama istri anda, dan istri anda itu hanya memakai jilbab saja tanpa mengenakan cadar dan sarung tangan, maka Anda bisa dihukum cambuk dan dipermalukan di muka umum oleh para simpatisan ISIS. Di Mosul apabila Anda seorang Non-Muslim maka harta Anda akan dijarah dan rumah Anda bisa saja dirampas oleh kelompok ISIS. Banyak sekali gereja-gereja di sana dirampas oleh kelompok ISIS atau bahkan diruntuhkan.
Sekolah-sekolah ditutup karena dianggap menyebarkan ajaran yang tidak Islami, perpustakaan-perpustakaan disita dan banyak sekali buku-bukunya dibakar dan dimusnahkan. Museum dan peninggalan-peninggalan bersejarah dibumihanguskan, bahkan untuk kuburan bersejarah salah seorang Nabi pun tidak luput dari penghancuran.
Di Afghanistan bom bisa meledak kapan saja dan di mana saja, di pasar, di kantor, atau di masjid sekali pun. Di sana Anda tidak boleh melintasi jalan di luar jalan setapak yang sudah banyak dilalui orang, karena banyak ranjau darat yang sudah terpasang di luar jalan setapak itu. Apalagi kalau Anda wanita, tidak aman jika berjalan sendirian saja, apalagi jika tidak mengenakan cadar. Bahkan pada saat era kaum Thaliban berkuasa kondisinya jauh lebih mencekam lagi.
Begitulah kira-kira gambaran singkat negeri-negeri yang mengklaim mendasarkan diri pada ajaran Islam. Sedemikian jauhnya perbedaan dengan kondisi yang diciptakan oleh Rasullullah saw dahulu, bukan? Jadi kalau demikian sebenarnya ajaran Islam siapakah yang saat ini sedang diikuti dan diperjuangkan oleh umat Islam disana?
Fakta singkat tersebut di atas kiranya sudah cukup untuk memberikan satu kesimpulan bahwa sebagian besar umat Islam saat ini sebenarnya justru sudah menyimpang dari ajaran Islam yang dibawa oleh Rasullullah saw dahulu. Kondisi pemahaman dan keyakinan umat Islam saat ini, inilah mungkin ajaran Islam yang diinginkan oleh iblis. Mungkin inilah yang dinamakan dengan Islam ala iblis, ajaran Islam yang meng-akomodir keinginan iblis.
Islam ala iblis adalah ajaran Islam yang menitikberatkan pada tampilan fisik dan materi yang kasat mata semata, jadi asalkan Anda berjenggot, memakai baju gamis, membawa-bawa kitab kecil al-Quran kemana-mana maka Anda sudah bisa termasuk dalam kelompok mujahidin. Tidak peduli apakah Anda sudah atau tidak mengenal Allah, beriman kepada Allah dan senantiasa mendapat petunjuk Allah, tidak peduli.
Tidak peduli apakah Anda jujur, sabar dan ikhlas, tidak peduli. Asalkan tampilan fisik Anda sudah sama dengan yang diinginkan mereka, asalkan perilaku Anda yang kelihatan mata sudah sesuai, maka Anda adalah mujahidin. Mungkin inilah kira-kira bentuk agama Islam yang dikehendaki oleh iblis.
Sedangkan Rasullullah saw dahulu sebenarnya mengajakan hal yang berbeda sama sekali. Bukan mengutamakan bentuk tampilan fisik dan lahiriah semata, tetapi mengajarkan akhlak kepada manusia untuk mengedepankan akhlak yang mulia, yaitu Jujur, Sabar dan Ikhlas. Sehingga produk hasil ajaran beliau adalah negeri yang aman, damai, sentausa. Jauh dari kekerasan dan penindasan.
”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”. (HR: Bukhari dalam shahih Bukhari kitab adab, Baihaqi dalam kitab syu’bil Iman dan Hakim).
Ajaran Rasulullah saw adalah menghormati harkat dan martabat wanita, bukan semata-mata memaksakan cadar dan sarung tangan kepada wanita. Bersifat ramah dan murah senyum kepada setiap manusia, bukan semata-mata memelihara jenggot segarang mungkin. Melindungi dan bukan menghakimi semata. Menyelamatkan dan bukan mengancam. Menebar salam dan keselamatan bagi seluruh alam semesta: muslim, non-muslim, binatang, pohon dan tumbuhan serta seluruh batu dan pegunungan. Bukan menebar ranjau, bom dan kekacauan.
Saat ini ajaran inti dari Rasullullah saw tersebut sudah banyak ditinggalkan orang. Kemudian guru menggali kembali ajaran Rasullullah saw dahulu dan mengajarkannya kepada murid-muridnya. Ternyata memang benar, ajaran tersebut menjadi aneh dan tidak lazim di tengah-tengah umat Islam saat ini. Kita baru sadar bahwa ternyata memang ada dua aliran Islam yang saling berseberangan. (AK/ST)
Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 13.38