Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Jumat, 04 November 2016

Siapakah Musuh Kita?

Barangsiapa yang telah mengucapkan dua kalimat Syahadat:
اشهد ان لا إله إلا الله وأشهد ان محمد رسول الله

Maka secara otomatis dia adalah saudara kita, begitu lah kira-kira amanat dan pesan yang disampaikan oleh Rasullullah saw kepada para sahabat dan pengikutnya dahulu. Tujuannya tidak lain adalah agar supaya tidak pernah ada terjadi penghakiman oleh umat Islam terhadap seseorang atau umat Islam lainnya. Tidak peduli seseorang mengucapkan kalimat Syahadat itu dengan berpura-pura, atau hanya untuk tujuan tipu muslihat belaka, maka setelah seseorang mengucapkan kalimat Syahadat tersebut berarti dia tidak boleh dihakimi atau diperangi.

Demikian juga halnya yang diamanatkan oleh guru kita kepada murid-muridnya, maka setelah seseorang atau suatu kelompok aliran umat Islam telah menyatakan Syahadat yang sama seperti kita, maka tidak boleh kita menghakimi atau memerangi orang tersebut, tidak peduli apakah orang tersebut tadi adalah seoarang munafik atau bukan. Karena hak untuk menghakimi hanyalah ada pada Allah swt dan Rasul-Nya.

Jika hanya berbekal kepada dalil dari hadits ataupun kitab semata, maka tidak boleh seseorang atau sekelompok orang untuk menghakimi orang lain yang telah menyatakan Syahadat yang sama dengan kita, tanpa adanya perintah langsung dari Allah swt atau dari Rasul-Nya.

Lebih jauh lagi guru kita mengajarkan kepada murid-muridnya untuk menjauhkan kebencian kepada sesama manusia dari dalam diri kita. Karena musuh kita sebenarnya bukanlah manusia, akan tetapi syaithan yang terkutuk.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS 2:208)

Dalam beberapa acara pengajian, guru bukan saja telah mengajarkan teori semata, akan tetapi juga dibuktikan secara nyata bahwa sebenarnya dalang dibalik semua kekacauan dan pertikaian umat manusia saat ini adalah syaithan. Penghasut dan pelaku sebenarnya di belakang seluruh kasus yang terjadi pada umat Islam akhir-akhir ini, seperti kasus penipuan atau penghasutan yang meng-atasnama-kan ajaran Islam adalah bersumber dari musuh kita yang nyata, yaitu syaithan.

Dalam kitab suci al-Quran kata syaithan disebutkan tidak kurang dari 88 kali, dengan maksud untuk memperingatkan umat manusia bahwa musuh kita yang nyata itu adalah syaithan. Di dalam al-Quran disebutkan bahwa ternyata banyak sekali manusia yang ditengarai mudah terhasut oleh syaithan, mudah sekali mengikuti langkah-langkah syaithan dan bahkan ada yang sampai menyembah syaithan.

Dahulu, ada kalanya Rasullullah saw dan para sahabat setianya berperang, tetapi hal itu ditujukan untuk mempertahankan keimanan dan ajaran agama, bukan untuk menyerang apalagi untuk tujuan menghakimi kaum atau bangsa lain. Ajaran Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Rasullullah saw dahulu adalah ajaran yang sangat menghargai dan menjunjung tinggi kedamaian antar sesama manusia.

Musuh kita bukanlah manusia, musuh kita adalah syaithan yang bisa saja bersemayam pada siapa saja. Karena memang syaithan diberi kebebasan oleh Allah swt untuk menghasut anda, kita semua bahkan para kyai, ulama, wali dan para Rasul pun tidak luput dari hasutan syaithan.

Untung saja pada zaman para rasul dahulu kala, Allah melindungi mereka dari hasutan dan fitnah syaithan. Dapat anda bayangkan apabila para rasul tersebut hidup di zaman sekarang ini, apa yang akan terjadi pada masyarakat kita apabila mendengar ada seseorang yang akan menyembelih anaknya hanya karena mimpi, atau seseorang yang mempersilahkan umat nasrani untuk melaksanakan misa di dalam masjid karena belum ada gereja dibangun di daerah tersebut. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 13.40