Rabu, 09 November 2016
Jangan Bekerja Sama Dengan Jin
Akhir-akhir ini masyarakat di tanah air sedang diributkan oleh kiprah dua padepokan yang sedang berurusan dengan pihak kepolisian atas dugaan tindak kriminal, yaitu pedepokan di Sukabumi dan yang satunya lagi di Probolinggo.
Apa yang terjadi di padepokan Sukabumi menurut cerita yang dituturkan oleh orang-orang yang pernah tinggal dan menjadi santri di sana kurang lebih adalah soal ritual menghirup aspat yang disebutnya sebagai makanan jin. Sehingga dari ritual tersebut itulah maka kemudian berlanjut hingga ditemukan adanya unsur pidana dan pelanggaran hukum. Bukan saja melanggar hukum syariat Islam, namun juga hukum negara.
Adapun yang terjadi di padepokan di Probolinggo pada mulanya adalah kasus pembunuhan beberapa orang santrinya, yang kemudian berlanjut kepada kasus penipuan dengan modus penggandaan uang. Sungguh tidak masuk akal bagaimana mungkin uang bisa digandakan, akan tetapi apabila kita menganalisanya dalam sudut pandang adanya bantuan dari jin dan sebangsanya, maka hal itu menjadi tidak begitu mengherankan.
Dalam kasus ini, guru kita mengajarkan kepada murid-muridnya bahwa Allah swt melarang umat Islam untuk bekerja sama dengan jin dan sebangsanya. Sebab jin akan menjerumuskan manusia kepada dosa dan kesalahan.
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنْ الإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنْ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS 72:6)
Setelah kedua kasus padepokan tersebut di atas, apakah sudah selesai? Tidak, karena ternyata diduga kuat di banyak tempat lainnya, di banyak padepokan lainnya, bahkan di banyak pesantren lainnya yang masih dijumpai praktek kerja sama antara manusia dengan jin. Alasannya adalah karena mereka bekerja sama dengan jin Islam, bukan dengan jin kafir. Sehingga dengan dalih tersebut itulah mereka beranggapan bahwa jin Islam tidak akan menjerumuskan manusia kepada dosa dan kesalahan.
Dalam hal ini guru kita membantah dalih tersebut, sebab sesungguhnya tidak ada yang disebut sebagai jin Islam itu. Karena tidak pernah dijumpai ada jin yang melaksanakan puasa, mengambil air untuk berwudhu atau membayar zakat. Tidak pernah dijumpai ada jin yang melaksanakan pemotongan hewan qurban, atau ada jin yang menunaikan ibadah haji. Jadi bagaimana mungkin ada yang disebut sebagai jin Islam?
Pada beberpa kesempatan pengajian, guru menunjukan bukti-buktinya kepada murid-murid bagaimana kesudahan dan akibat dari bekerja sama dengan jin yang disangka sebagai jin Islam tadi.
Jadi, selama praktek bekerja sama dengan jin tidak dihapuskan dan dihilangkan sama sekali dari negeri ini, maka boleh jadi suatu saat nanti akan muncul kasus serupa seperti sekarang yang akan terjadi di padepokan di tempat lain. Karena Allah swt dalam (QS 72:6) tadi menginformasikan kepada kita dengan sebenar-benarnya bahwa jin-jin itu akan menjerumuskan kita kepada dosa dan kesalahan, dan Allah tidak berbohong. (AK/ST)
Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 00.02