Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Rabu, 7 Desember 2016

Bencana dan Iman

Baru saja di bulan Desember ini bangsa Indonesia mengalami bencana tanah longsor di daerah Karanganyar, kemudian terjadi bencana banjir di kab. Merangin, Jambi yang merendam 1,479 rumah, kemudian bencana tanah longsor kembali terjadi di Magelang dan Lebak akibat curah hujan yang lebat, dan pada hari ini kita menerima kabar bencana gempa 6,5 skala richter terjadi di kab. Pidie Jaya, Aceh.

Selain gempa dan banjir maka jumlah bencana yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah angin topan puting beliung, tanah longsor dan kebakaran hutan. Berdasarkan catatan statistik dari BNPB jumlah bencana di Indonesia sepanjang tahun 2016 ini adalah sebanyak 2171 bencana, dengan korban menderita dan mengungsi lebih dari 2,7 juta jiwa. Sungguh suatu kenyataan yang pahit. Dengan angka statistik seperti itu, sepertinya saat ini kita layak untuk menyebut Indonesia adalah negeri bencana.

Menurut guru kita, apabila bencana di suatu negeri terjadi berulang-ulang dalam jumlah yang sedemikian besar, maka bencana tersebut bukan lagi disebut sebagai musibah, melainkan merupakan azab dari Allah swt akibat ulah manusia. Yaitu akibat manusia yang hidup di negeri tersebut tidak beriman kepada Allah swt.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS 7:96)

Saat ini kita sering kali menyebut suatu bencana itu sebagai bencana alam, seakan-akan alam adalah penyebab dari semua bencana tersebut. Padahal alam hanyalah mengikuti suatu aturan atau hukum yang berlaku di semesta ini saja, tidak berbuat apa-apa. Hukum alam yang berlaku di semesta ini yaitu apabila penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, maka alam akan menganugerahkan penduduk negeri tersebut dengan keberkahan dari langit dan dari bumi. Akan tetapi apabila yang terjadi adalah sebaliknya, maka alam akan menuruti hukum alam yaitu meng-azab penduduk negeri tersebut dengan bencana.

Jadi bencana adalah tergantung dari iman para penduduknya, keduanya memiliki hubungan erat dan saling mempengaruhi. Iman dan bencana adalah saling mempengaruhi, demikian juga iman dan berkah. Jadi bukan karena faktor alam atau faktor kebetulan atau keberuntungan semata.

أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَىٰ أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ
“Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?” (QS 7:98)

Jadi apabila penduduk suatu negeri: Iman maka negerinya Berkah. Apabila penduduk suatu negeri Tidak Iman maka negerinya penuh dengan bencana.

Bencana yang terjadi di Aceh menunjukan kepada kita bahwa dengan menegakan Syariat Islam tidak berarti bahwa daerah tersebut akan bebas dari bencana, karena yang terpenting bukanlah menegakan syariat akan tetapi apakah penduduk daerah tersebut banyak yang beriman dan bertakwa atau tidak. Yang terpenting adalah mengajak penduduk suatu daerah untuk beriman dan bertakwa.

Apabila Anda mau mengkaji lebih dalam lagi dan melihat fakta yang sebenarnya, maka belum tentu suatu daerah atau negeri yang memberlakukan Syariat Islam merupakan negeri dengan penduduknya banyak yang beriman dan bertakwa. Oleh sebab itu maka seharusnya yang menjadi prioritas utama dan yang seharusnya didahulukan adalah mengajak penduduk suatu negeri untuk beriman dan bertakwa. Itu yang jauh lebih penting dan utama.

Demikianlah bagaimana guru kita mengajarkan kepada murid-muridnya bahwa azab dan bencana adalah akibat langsung dari tidak beriman. Guru juga menghimbau kepada para ulama di negeri ini dan MUI untuk mengajak umat Islam di negeri ini untuk beriman, karena ternyata jumlah umat Islam yang banyak di negeri ini ternyata hanya memiliki sangat sedikit sekali jumlah orang yang beriman.

Andaikata jumlah orang beriman di negeri ini 1% saja dari total penduduknya, maka menurut guru kita: sudah pasti Indonesia akan menjadi negeri yang dipenuhi dengan keberkahan dari langit dan bumi. Tapi sayang, ternyata saat ini jumlah orang yang beriman di negeri ini jauh lebih sedikit dari angka 1% tersebut. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 11.03