Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Minggu, 11 Desember 2016

Merasakan Mati Sebelum Ajal Tiba

Setiap manusia pasti akan merasakan mati, hanya kapan waktunya tergantung dari takdir Allah yang menetapkan waktu ajal masing-masing bagi tiap-tiap manusia.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنْ النَّارِ
وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS 3:185)

Mengenai kematian manusia, banyak sekali ulama dan kyai yang hanya dengan berbekal dalil semata merasa sudah sangat mengerti dan paham tentang alam kematian, atau alam kubur. Padahal apa yang dipahami dari dalil hadits tersebut belum tentu benar. Nah, dari suatu pemahaman yang belum tentu benar tersebut, maka kemudian banyak diantara mereka yang kemudian membuatnya menjadi standar bagi kebenaran, sehingga semua teori dan pemahaman yang tidak sejalan dengan pemahaman mereka dianggap sesat, karena tidak sesuai dengan dalil hadits yang mereka pahami.

Padahal mereka tidak pernah mengalami kematian itu sendiri, jadi bagaimana mungkin mereka bisa memastikan kebenaran pemahaman mereka tentang alam kematian itu?

Sebenarnya, penduduk di Nusantara ini terkenal dengan tingginya ilmu tentang nyawa dan kematian. Tidak ada satu bangsa lain di dunia ini yang lebih mengerti tentang nyawa dan kematian dibandingkan dengan penduduk negeri ini. Dahulu di Tanah Toraja, seseorang yang meninggal dunia maka mayatnya diperintahkan untuk berjalan sendiri menuju tempat peristitrahatannya. Di pulau Jawa bahkan ada beberapa ritual yang memungkinkan seseorang untuk mati, dan setelah beberapa saat jasadnya kemudian dihidupkan kembali. Orang tersebut kemudian akan menceritakan pengalamannya saat mati kepada teman-temannya agar supaya mereka dapat memahami realitas sebenarnya seperti apa mati dan seperti apa alam kematian itu.

Bahkan, sampai dengan saat ini masih banyak orang-orang di negeri ini yang memiliki ilmu untuk memisahkan sukma atau jiwa mereka dari jasad yang masih hidup. Sehingga sukma atau jiwa mereka bisa berkelana kemana-mana meninggalkan tubuhnya.

Dulu, ketika terjadi bom di Bali tahun 2012 yang menewaskan ratusan orang pada saat yang bersamaan, maka para pendeta Hindu di Bali mengadakan acara ritual keagamaan di daerah Kuta pada 3 hari setelah kejadian tersebut. Tujuan dari ritual tersebut adalah untuk membangunkan ruh orang-orang yang tewas, karena memang setelah orang-orang tersebut tewas seketika setelah bom meledak di jl. Legian, ruh-ruh tersebut tak sadar, sebagaimana halnya orang yang pingsan. Mereka tidak sadar kalau mereka sudah tewas, sehingga harus dibangunkan dan disadarkan 3 hari setelah kejadian bom tersebut. Nah, pada saat ruh-ruh tadi menyadari bahwa mereka sudah tewas dan sudah mengalami kematian, maka kemudian para pendeta Hindu tadi mencoba untuk menanyakan mereka bagaimana sebenarnya kejadian pada saat bom tersebut meledak.

Ini adalah salah satu contoh kasus dimana manusia mencoba untuk menguak dan berhubungan dengan ruh orang-orang yang sudah meninggal. Betul memang kebanyakan dari orang-orang yang sudah meninggal tidak dapat melakukan apa-apa lagi, amalan mereka di alam dunia ini sudah putus. Namun bukan berarti bahwa mereka tidak bisa berkomunikasi dan berhubungan dengan yang masih hidup.

Jadi banyak diantara pemahaman dan anggapan kita tentang dunia kematian dan alam kubur yang selama ini diajarkan kepada kita adalah keliru, karena tidak sesuai dengan fakta dan realita.

Sebagaimana yang banyak diajarkan kepada kita, benarkah setiap kematian itu selalu harus melalui proses dicabutnya ruh kita oleh malaikat Izrail?

Jawabannya adalah tidak selalu. Bagi beberapa orang proses kematiannya tidak harus dengan cara dipaksa atau direnggut ruhnya dari dalam tubuh, melainkan melalui proses yang alami dan lancar seperti bayi yang dilahirkan secara normal dari dalam rahim ibu.

Guru kita pernah menceritakan kepada murid-muridnya bagaimana pengalaman beliau merasakan mati sesaat. Jadi tidak harus dengan cara nyawa kita dicabut oleh malaikat Izrail.

Apakah alam kematian atau alam kubur itu ada dan apakah siksa kubur juga ada?

Alam kematian atau alam kubur itu ada menurut pengalaman orang-orang yang pernah merasakan mati. Dan ternyata mahluk Allah itu banyak sekali variasinya, ada diantara mereka yang hidup dan ada tanpa memerlukan adanya jasad. Ada binatang buas yang besar dan ganas yang siap menerkam siapa saja, barangkali inilah yang akan dihadapi oleh orang-orang yang tersiksa di alam kuburnya.

Dengan suatu keyakinan iman yang kuat, maka dengan mengikrarkan Syahadat di hadapan binatang buas di alam kematian akan membangkitkan energi yang besar yang akan mengusir binatang buas tadi pergi.

Selanjutnya tentang pertanyaan: Sesaat setelah kematian apakah seseorang akan langsung masuk ke alam kematian atau alam kubur?

Jawabannya: Tidak. Sebagaimana proses bagaimana ruh manusia datang ke alam dunia ini yang memerlukan proses selama 9 bulan di dalam kandungan ibu, demikian juga proses kematian. Perginya ruh dari alam dunia ini juga memerlukan proses, yang bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Rata-rata manusia memerlukan waktu kurang lebih 40 hari sampai kemudian dia akan melihat lingkaran cahaya putih terang, gerbang tempat menuju alam kematian.

Jadi begitu kematian terjadi, beberapa orang bisa menyaksikan sendiri bagaimana teman dan kerabatnya datang, melihat tubuhnya dimandikan, disholatkan dan akhirnya dimasukan kedalam kubur. Beberapa orang bahkan mampu untuk berkomunikasi dengan ruh orang yang baru saja meninggal dunia, atas izin Allah swt.

Apakah ada malaikat Munkar dan Nakir yang akan mendatangi kita untuk mengajukan pertanyaan?

Tidak semua orang akan didatangi oleh malaikat tersebut untuk diajukan beberapa pertanyaan sebagaimana yang sering kali kita diajarkan. Beberapa orang beriman yang dalam hidupnya memang sudah sering mengingat Allah swt, mencintai Rasullullah saw maka bagi mereka sudah tidak ada lagi pertanyaan seperti itu. Bagi mereka yang dalam hidupnya dan setelah kematiannya, ruhnya senantiasa berzikir maka sudah tidak perlu lagi untuk diajukan pertanyaan seperti itu.

Nah, kemudian sebagaimana juga ketika Anda tidur, setelah kematian akan terjadi apa yang dinamakan sebagai pembiasan durasi waktu. Apabila tidur Anda sangat lelap sekali, maka Anda akan merasakan waktu berjalan begitu cepat, seakan-akan hanya sekejap saja. Padahal Anda sudah tidur dalam waktu berjam-jam yang cukup lama. Demikian juga dengan alam kematian, Anda akan merasakan seperti tertidur sekejap saja, padahal bagi orang-orang yang hidup di alam dunia waktu tersebut adalah lama sekali. Terjadi pembiasan durasi waktu.

Demikianlah yang dialami oleh orang-orang yang tertidur lelap di alam kematian, seperti hanya sekejap saja, lalu kemudian tiba-tiba dibangunkan oleh sangkakala waktu hari kebangkitan.

وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يُقْسِمُ الْمُجْرِمُونَ مَا لَبِثُوا غَيْرَ سَاعَةٍ كَذَلِكَ كَانُوا يُؤْفَكُونَ
“Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; "mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)". Seperti demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran).” (QS 30:55)

Apa yang ditulis di sini hanyalah sebagian kecil saja dari peristiwa yang terjadi di alam kematian atau alam kubur. Sebagian kecil saja. Sedangkan kenyataannya ada banyak sekali peristiwa lainnya yang terjadi di sana yang tidak mungkin dapat dituliskan seluruhnya, sebagaimana juga keseluruhan peristiwa di alam dunia ini tidak mungkin dapat dituliskan disini.

Terdapat berbagai macam peristiwa terjadi, masing-masing orang akan mengalami peristiwa yang berbeda dengan yang lainnya. Ada orang yang tidur dalam kebahagiaan di alam kematiannya, namun ada juga yang biasa-biasa saja, dan ada juga yang tersiksa, yang dikejar-kejar binatang besar dan buas, atau ada yang tersiksa oleh rasa ketakutan dan sebagainya.

Demikianlah sedikit dari informasi yang sampai kepada kita, yang asalnya dari kejadian orang-orang yang pernah mengalaminya sendiri. Bukan dari hasil memahami suatu ayat atau dalil semata.

Apabila Anda ingin membuktikan sendiri kenyataan ini, maka silahkan Anda datangi orang-orang suci yang mereka itu mampu menjalin komunikasi dengan para Syuhada. Karena para Syuhada itu tidak mati, mereka itu hidup di sisi lain alam dunia ini dan mereka itu tetap mendapat rezeki dari Allah swt. Silahkan dicek dan ditanyakan sendiri kepada orang-orang yang memang sudah pernah mengalami kematian itu sendiri.

Memahami kematian adalah baik untuk mengingatkan bahwa kita hidup di alam dunia ini sebenarnya sangat sebentar sekali.

قَالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلاَّ قَلِيلاً لَوْ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui." (QS 23:114)

Kita telah menghuni alam ruh sebelum alam dunia ini diciptakan sekitar 19 milyar tahun sebelumnya. Dan kita akan hidup di alam akhirat jauh lebih lama lagi. Jadi bisa dibandingkan bahwa kehidupan di alam dunia saat ini hanyalah sebentar sekali. Alangkah baiknya apabila kita tidak saja memahami kematian itu, tetapi juga mempersiapkan kematian kita itu dengan benar, berdasarkan kenyataan yang benar tentang alam kematian, dan berdasarkan pengetahuan yang benar. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 22.41