Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Selasa, 03 Januari 2017

Ayat-ayat Kauniyah

Sudah sering kali guru kita mengingatkan kepada murid-muridnya bahwa selain kita mempelajari ayat-ayat Allah dalam al-Quran dan kitab-kitab sebelumnya, beliau juga mengingatkan murid-muridnya agar mengkaji ayat-ayat Allah swt di alam semesta ini. Karena mempelajari ayat-ayat Qauliyah tidak akan cukup untuk dapat menemukan hakekat sebenarnya tanpa kita mengkaji juga ayat-ayat Allah di alam semesta dan juga di dalam diri manusia.

Tidak lain karena guru mengkhawatirkan, bahwa apabila umat Islam bodoh dalam hal membaca ayat-ayat Allah di alam semesta, maka kita akan mudah diperdaya dan dibodohi. Tidak perlu harus menyamai atau melampaui bangsa barat yang sudah sangat maju dalam hal membaca ayat-ayat Allah di alam semesta, cukup hanya dengan memahami dan mengerti saja sudah lumayan. Sehingga kita tidak terlampau bodoh untuk dapat memahami hakekat kebenaran yang sebenarnya.

وَفِي الأَرْضِ آيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ
وَفِي أَنفُسِكُمْ أَفَلاَ تُبْصِرُونَ

“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS 51:20-21)

Tanpa memahami ayat-ayat Allah di alam semesta ini, bisa jadi kita akan menjadi bahan tertawaan orang lain karena kebodohan kita sendiri. Misalnya saja tentang penciptaan alam semesta ini yaitu berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk menciptakan seluruh langit dan bumi ini? Maka dahulu orang-orang Islam menjawab lama waktu Allah menciptakan langit dan dumi ini adalah enam hari lamanya, berdasarkan ayat berikut ini:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوبٍ
“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan.” (QS 50:38)

Padahal ayat ini tidak sedang menyebutkan berapa lama Allah menciptkan langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya, tetapi Allah swt sedang menceritakan tentang fase atau proses penciptaan alam semesta yang melalui enam tahap proses. Sedangkan lamanya Allah swt menciptakan alam semesta dengan segala isinya ini kurang lebih adalah 19 milyar tahun lamanya.

Kasus lainnya adalah gerakan retrograde planet-planet di tata surya, seperti misalnya planet Mars. Bila dilihat dari bumi maka kita akan melihat gerakan planet-planet seperti meliak-liuk ke kiri dan ke kanan, itulah yang disebut sebagai retrograde, dan itu adalah sesuatu yang normal dan banyak terjadi. Hal ini disebabkan karena planet-planet tersebut beredar pada garis edarnya masing-masing mengitari matahari, dan kita melihatnya dari bumi seperti meliak-liuk, itulah yang dinamakan retrograde.

Nah, kemudian ada sebuah berita hoax atau bohong yang menyatakan bahwa NASA telah mengkonfirmasi bahwa kecepatan Planet Mars telah menurun dalam perjalanannya ke arah timur dalam beberapa minggu terakhir ke tingkat kita melihat “goyah” antara timur dan barat .. dan pada hari Rabu 30 Juli pergerakan planet akan berhenti menuju arah timur .. Kemudian pada bulan Agustus dan September … Mars mengubah arah di arah yang berlawanan ke Barat-dan bahwa sampai akhir September .. yang berarti matahari akan terbit dari barat sekarang di Mars! Dan ini fenomena aneh dari gerakan yang berlawanan disebut “Gerak Mundur”. Kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa semua planet akan mengalami hal yang sama setidaknya sekali dan planet Bumi kita adalah salah satunya. Planet Bumi akan bergerak ke arah yang berlawanan dan suatu hari matahari akan terbit dari barat!

Anehnya ternyata kemudian banyak sekali dari umat Islam yang percaya dan memposting ulang berita seperti di atas itu sebagai pembuktian dari dalil hadits. Padahal isu ini telah dijawab oleh Nicolas Copernicus sekitar 500 tahun yang lalu! Dan anda akan menjadi bahan tertawaan apabila menganggap fenomena gerakan retrograde planet mars dijadikan dasar jawaban bahwa suatu saat matahari akan terbit dari barat.

Contoh lainnya adalah yang berkenaan dengan masalah waktu. Dalam al-Quran disebutkan bahwa relatif perbedaan rentang waktu di sisi Allah swt dibandingkan dengan rentang waktu yang sama di dunia ini adalah bagaikan satu hari berbanding dengan 1000 tahun lamanya.

وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
“.....Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS 22:47)

Oleh karena ketidakmengertian kita, maka kita beranggapan bahwa apabila Allah mengalami waktu satu hari, maka artinya manusia telah mengalami waktu selama 1000 tahun lamanya. Itu karena kita tidak mengerti tentang hakekat sejatinya waktu. Jadi seakan-akan Allah Yang Maha Kuasa mengalami perjalanan waktu sebagaimana kita menghabiskan waktu.

Menurut Stephen Hawking, bukan saja alam semesta ini, bahkan waktu pun ada asalnya. Sebelum itu maka tidak ada waktu. Nah, kalau ternyata waktu memiliki asal, bagaimanakah kiranya Tuhan kita? Apakah Dia juga memiliki asal? Kemudian berdasarkan matematika Kuantum waktu ternyata tidak kontinyu, melainkan diskrit, artinya merupakan sesuatu yang terputus-putus atau terpotong-potong. Lalu, apakah kita juga akan mengatakan bahwa Tuhan kita ternyata bersifat diskrit?

Jadi ayat tersebut di atas seharusnya tidak bisa diartikan bahwa Allah juga menikmati dan turut menghabiskan waktu selama satu hari sebagaimana ketidakmengertian kita selama ini. Allah Yang Maha Kuasa tidak mungkin terikat oleh dimensi waktu. Ayat tersebut di atas adalah formula matematika yang disembunyikan Allah swt untuk menginformasikan kepada manusia berapa sebenarnya kecepatan cahaya itu.

Dahulu kita mendengar dongeng dari orang-orang tua kita tentang cerita bagaimana kejadian di hari kiamat kelak nanti. Langit akan digulung dan bintang-bintang akan berjatuhan ke bumi. Saat ini setelah kita dewasa, tentu kita harus menyadari bahwa itu adalah sekedar dongeng yang tidak mengandung unsur kebenaran sama sekali, karena ukuran bintang dibandingkan dengan bumi ini adalah seperti ukuran asli bulan dibandingkan dengan semut. Bagaimana mungkin bulan dengan diameter 3,474km bisa jatuh ke atas seekor semut?

Jadi apabila kita baru mengerti ayat-ayat Qauliyah, maka kita baru mengerti sebagian kecil saja dari ayat-ayat Allah. Sedangkan sebagian besar lainnya belum kita mengerti. Jadi jangan merasa jumawa dan sombong, merasa diri lebih hebat, padahal kita masih jauh dari memahami kebenaran yang sejati. Oleh sebab itu benar sekali pesan guru kita untuk senantiasa mengkaji ayat-ayat Allah yang tersebar di seluruh jagat alam semesta ini. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 01.47