Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Jumat, 20 Januari 2017

Kemana Anda Mau Melangkah?

Di Indonesia saat ini terdapat lebih dari 27 ribu pesantren, terdapat ratusan aliran dan ratusan ribu Kyai serta ustadz yang siap untuk mengisi benak dan pemikiran anda. Mulai dari yang paling klasik, sederhana sampai yang paling modern dan liberal, semuanya ada. Masing-masing dengan argumen, dasar dan dalil-dalil yang menjadi dasar dari misi dan visi serta dasar aktifitas gerakannya.

Sehingga kemudian memunculkan suatu pertanyaan: mulai hari ini, kemana anda mau melangkah?

Ada banyak sekali anak muda zaman sekarang yang tertarik dengan gerakan kholaqoh, mirip sel-sel yang dibentuk oleh gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Inti dari gerakannya adalah menjaring anak muda sebanyak mungkin demi untuk menciptakan gerakan dakwah yang dimotori oleh anak-anak muda yang menjadi para juru dakwah. Dasarnya adalah ayat al-Quran sebagai berikut ini:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنْ الْمُنْكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS 3:104)

Kemudian ada juga di sebagian kelompok umat Islam lainnya, yang mereka itu ‘getol’ untuk asyik masyuk dengan aliran filosofi Islam, mengikuti berbagai macam kelompok tareqat demi untuk mencapai pertemuan dengan Allah swt. Mengajak anda untuk bersikap sangat sederhana dalam menjalani hidup ini, menjalani hidup sebagaimana seorang sufi dan menghayati hidup dengan nuansa yang sangat berbeda dengan kebanyakan manusia lainnya. Dasarnya adalah dalil al-Quran berikut ini:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS 5:35)

Atau, mungkin juga anda tertatrik dengan gerakan Islam radikal, garis keras, yang menitik beratkan ajarannya dengan amaliah, yaitu kerja nyata yang mereka sebut dengan istilah jihad. Amaliah yang dimaksudkan dalam kelompok aliran ini adalah menghancurkan kekuatan musuh-musuh Islam, yang menurut penganut aliran ini adalah Yahudi dan Nasrani. Anda akan dibai’at dan diminta untuk taat serta loyal kepada kelompok mereka, dan meminta anda untuk bersedia ikut berjihad di jalan Allah, bahkan meskipun harus menjadi seorang teroris sekalipun. Dasarnya adalah ayat al-Quran berikut ini:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنْ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” (QS 9:123)

Atau barangkali anda justru tertarik menjadi seorang penganut agama Islam yang bersifat sangat moderat atau bahkan liberal. Kelompok ini ingin mencitrakan agama Islam sebagai agama yang terbuka dan menghargai serta menghormati kebebasan. Dalam aliran ini dasar pemikiran dan penafsiran terhadap al-Quran dan Hadits harus dikaji ulang kembali agar supaya sesuai dengan zaman modern ini. Menjunjung tinggi pluralisme, dan membebaskan pengikutnya untuk mengikuti paham Yahudi atau Nasrani atas dasar ayat al-Quran berikut ini:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَى مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS 5:69)

Demikianlah beberapa contoh dari beberapa aliran pemikiran Islam yang siap untuk mempengaruhi anda dalam menjalankan agama ini. Di luar contoh tersebut sebenarnya masih ada banyak lagi aliran pemahaman dan perspektif pandangan Islam yang saling berbeda dan kesemuanya itu bukan tanpa dasar. Semua aliran pemahaman tersebut memiliki dasar dan dalil yang kuat dan ditopang oleh pembahasan yang mendalam.

Semua aliran pemikiran dan gerakan Islam yang ada adalah semuanya berdasarkan pada al-Quran dan Hadits. Jadi kesemuanya itu adalah berdasar pada sumber kitab yang sama. Pengikutnya pun cukup banyak untuk masing-masing dari aliran tersebut.

Jadi, kemanakah anda mau melangkah?

Tulisan ini dimaksudkan untuk menyadarkan kepada anda, bahwa slogan dan jargon yang saat ini seringkali kita dengan: menyandarkan diri sepenuhnya pada al-Quran dan Hadits, adalah sebuah slogan yang salah. Karena kalau hanya al-Quran dan Hadits ternyata tidak cukup.

Anda akan dipaksa untuk memilih penafsiran dalil al-Quran dan Hadits mana yang menurut anda paling cocok dengan anda. Padahal anda sadar, bahwa bisa jadi anda keliru.

Apakah hanya dengan dasar dalil al-Quran dan Hadits saja, maka anda mengerti apa yang dikehendaki Allah untuk anda lakukan? Apakah misi yang diamanatkan Allah kepada anda di dunia ini? Menjadi khalifah? Apabila semua umat Islam meyakini bahwa misi mereka adalah sama, yaitu menjadi Khalifah Allah di muka bumi ini, maka tidak heran apabila terjadi saat ini di negeri-negeri umat Islam adalah pertikaian. Karena setiap orang merasa dirinya adalah khalifah. Dan apabila di suatu negara ada lebih dari satu orang khalifah, maka yang terjadi adalah pertikaian.

Apakah anda tahu amalan apa yang sebaiknya anda lakukan? Zikir apa yang diinginkan Allah untuk anda lakukan di negeri ini dan di masa kini?

Semua pertanyaan tersebut tidak bisa anda dapatkan jawabannya dalam dalil al-Quran dan Hadits. Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut bukanlah dengan dalil. Jawabannya adalah PERINTAH DAN PETUNJUK ALLAH.

Hanya dengan mengetahui apa perintah Allah terhadap anda, apa petunjuk Allah yang ditujukan kepada anda, maka anda baru bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tadi.

Ketika zaman dahulu, baginda Rasulullah saw memerintahkan sesuatu kepada para sahabat atau menetapkan suatu keputusan kepada umat Islam, maka mereka dengan serta merta mematuhinya tanpa mempertanyakan dalil atau landasannya dari al-Quran atau Hadits.

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا
وَأَطَعْنَا وَأُوْلَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ

“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS 24:51)

Mengapa demikian? Karena para sahabat dan umat Islam di zaman Rasulullah saw tersebut meyakini bahwa apa yang diperintahkan atau yang diputuskan tersebut adalah dari Allah swt. Jadi tidak dengan mempertanyakan dasar dalilnya.

Nah, bukankah praktik beragama yang dahulu dicontohkan oleh Rasulullah saw berbeda dengan zaman sekarang? Saat inii setiap saat setiap orang mulai dari ustadz, kyai dan ulama sampai dengan umat biasa mereka diharuskan untuk mengkaji dalil, memilah dan selanjutnya menetapkan dalil manakah yang akan mereka pilih. Itulah yang kemudian akan mereka laksanakan. Praktik seperti ini berbeda dengan zaman Rasulullah saw dahulu bukan?

Jadi, apakah anda sudah mengetahui apa PETUNJUK ALLAH bagi anda? Apa tugas dan misi yang harus anda laksanakan sebagai amanat dan tugas dari Allah? Maka carilah PERINTAH dan PETUNJUK ALLAH tersebut. Apabila anda belum mengerti caranya, maka belajarlah, carilah ilmu untuk itu atau datangilah para guru-guru yang mereka benar-benar dekat dengan Allah dan dapat membimbing anda untuk memperoleh PETUNJUK ALLAH.

Ketika guru kita ditanyakan kepadanya, apa dasar dalil al-Quran dan Hadits sehingga kita diperintahkan untuk banyak-banyak menzikirkan SIS? Guru menjawab bahwa dasarnya adalah PERINTAH ALLAH. Bukan karena dalil. Begitulah cara menjalankan agama yang benar, bertindak dan beribadah atas dasar PETUNJUK dan PERINTAH ALLAH. Bukan hanya berdasarkan dalil semata.

Pada hari ini, tidak banyak umat Islam yang menyadari hal ini: bahwa mereka harus mencari apa PERINTAH ALLAH terhadap diri mereka. Apa misi dari Allah yang harus mereka laksanakan dalam hidup di dunia ini. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 23.53