Sabtu, 13 Mei 2017
Iman Kepada Kitab Allah
Diantara rukun iman yang kita pahami, salah satunya adalah iman kepada kitab-kitab Allah swt. Sebagaimana salah satu ayat dalam al-Quran berikut ini.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ
وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS 4:136)
Namun sayang, kebanyakan dari kita orang-orang Islam ini meyakini dan mempercayai kitab-kitab Allah tersebut hanya sebatas percaya saja. Tidak lebih dari itu.
Apabila saat ini ditanyakan kepada kita, coba sebutkan ayat-ayat mana saja di dalam kitab Injil yang kita percayai? Coba sebutkan ayat-ayat mana saja di dalam kitab Taurat, atau Zabur yang kita percayai? Kita pasti akan menggelengkan kepala, tanda tidak tahu. Kita tidak pernah membuka kitab-kitab tersebut, dan kita cenderung untuk tidak mempercayai isinya.
Beberapa dari kita mungkin ada yang berdalih bahwa ada ditemukan dalam kitab hadits yang menyebutkan kalau kita tidak perlu membuka-buka kitab Allah lainnya selain al-Quran saja. Atau mungkin ada yang berdalih bahwa kitab-kitab lainnya seperti Injil, Taurat dan Zabur telah diubah dari kitab aslinya, sehingga kita akan mendapati ayat-ayatnya telah diselewengkan. Berdasarkan dalih-dalih tersebut itulah maka kemudian kita melupakan kitab-kitab Allah lainnya selain al-Quran. Dan kemudian sikap kebanyakan dari kita, orang-orang Islam, hanya cukup mempercayai keberadaan kitab-kitab tersebut.
Sikap seperti ini sebenarnya sangat disayangkan, karena sesungguhnya seluruh kitab-kitab tersebut diturunkan Allah adalah warisan bagi seluruh umat manusia yang hidup sesudahnya. Guru kita pernah mengingatkan bahwa kitab-kitab Allah tersebut adalah milik kita semua. Milik seluruh manusia.
Jadi seharusnya ada beberapa orang muslimin, yang mereka itu ahli dalam hal kitab, yang kemudian membuka, meneliti dan berusaha untuk menemukan manakah diantara ayat-ayat dalam kitab-kitab Allah tadi yang murni dan belum diselewengkan oleh ahli kitab sebelumnya. Sehingga dengan demikian maka orang-orang Islam bisa mewarisi seluruh kitab-kitab Allah sebelumnya, dan mereka itu bisa memelihara kitab-kitab tersebut dari penyelewengan.
Sehingga suatu saat kelak, kita memiliki kumpulan seluruh kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan sebelumnya. Menjadi bahan kajian dan sumber dalil yang harus dipercaya dan diyakini sebagaimana kita meyakini al-Quran. Sehingga suatu saat nanti, seorang muslim tidak merasa haram untuk mengutip firman Allah dari kitab Injil, Taurat atau pun Zabur. Karena memang kitab Injil, Taurat ataupun Zabur bukanlah sesuatu yang haram hukumnya untuk diyakini.
Pada akhirnya, orang-orang Islam itulah yang layak menjadi panutan bagi segenap manusia. Pewaris dan pemelihara kitab-kitab Allah. Mudah-mudahan hal ini bukanlah sekedar mimpi di siang bolong. (AK/ST)
Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 21.10