Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Kamis, 10 Agustus 2017

Ikhlas Karena Allah

Pada hari ini, hampir kebanyakan umat Islam dalam melaksanakan ibadah apa saja selalu mengharapkan ridho Allah swt. Tidak peduli betapapun sebenarnya hasrat dan keinginan untuk memperoleh pahala adalah sangat besar di dalam hatinya, tetapi tetap saja keinginan tersebut selalu ditambahkan dengan harapan untuk mendapatkan ridho Allah swt. Begitulah sifat dasar manusia, melakukan sesuatu ibadah atau pengorbanan demi untuk mendapatkan imbalan berupa pahala sebanyak-banyaknya dan keridhoan Allah swt.

Padahal antara keinginan dan hasrat untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya dan keridhoan Allah swt tidak selalu bisa diperoleh secara bersamaan.

Guru kita megajarkan, bahwa seseorang tidak mungkin dapat memperoleh Keridhoan Allah swt, apabila dirinya sendiri tidak ridho. Jadi setiap kali melaksanakan ibadah ataupun perbuatan baik, maka seseorang itu seharusnya merasa ridho terlebih dahulu, maka kemudian baru Allah akan meridhoi. Jadi Ridho Allah swt harus memiliki pasangannya, yaitu ridho dari hambaNya. Tidak bisa apabila hanya salah satu saja.

جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ

“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS 98:8)

Seseorang tidak mungkin bisa memiliki rasa keridhoan dalam melaksanakan ibadah atau perintah Allah, kecuali orang tersebut adalah seorang yang ikhlas.

Sejarah para Nabi dan Rasul terdahulu telah mencatat kisah tauladan yang sangat mengagumkan. Kisah siti Hajar ra yang ikhlas ditinggal suaminya sendirian di padang pasir gersang tanah Arab. Kisah Ibrahim as yang rela hendak menyembelih anak kesayangannya demi untuk melaksanakan perintah Allah swt. Bagaimana mungkin seorang manusia dengan penuh keikhlasan mampu mengemban cobaan dan ujian yang sedemikian beratnya seperti itu?

Guru memberikan rahasia keikhlasan yang seperti itu adalah karena semata-mata keikhlasan dan keridhoan tersebut hanya karena Allah swt, bukan karena guru, bukan karena pahala atau bukan karena hal-hal yang lainnya. Apabila sesuatu ibadah atau perbuatan dilaksanakan bukan karena Allah swt, maka sudah pasti orang tadi tidak akan memiliki keikhlasan.

Apabila kita menghadapkan wajah ini hanya kepada Allah saja, dan tidak kepada yang lainnya, maka kemudian akan lahir rasa keikhlasan di dalam diri kita. Jadi keikhlasan itu hanya tertuju kepada Allah saja, bukan kepada yang selain dariNya. Apabila seseorang menghadapkan pandangannya kepada selain Allah, dan mengharapkan sesuatu selain daripada Keridhoan Allah, maka pada hakekatnya orang tadi telah mempersekutukan Allah. Dia bisa tergolong sebagai orang yang musyrik, meskipun dia tidak menyadari hal tersebut.

وَأَنْ أَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS 10:105)

Seorang manusia, tidak peduli siapa pun dia, tidak peduli setinggi apa pun imannya, pasti dia akan digoda oleh iblis. Orang kafir akan digoda iblis, orang Islam pun akan digoda iblis. Orang yang munafik akan digoda iblis, dan orang beriman pun juga akan digoda iblis, bahkan seorang Nabi dan Rasul sekalipun akan digoda oleh iblis juga. Pada saat Nabi Ibrahim as hendak melaksanakan perintah Allah swt untuk menyembelih Nabi Ismail as, maka beliau pun digoda iblis. Akan tetapi ternyata godaan iblis tersebut tidak dihiraukannya, tidak mampu menggoyahkan tekad Nabi Ibrahim as.

Mengapa Nabi Ibrahim as mampu mengatasi godaan iblis? Jawabannya adalah karena beliau ikhlas. Iblis tidak mampu menggoda orang yang ikhlas.

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

“Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.” (QS 38:82-83)

Demikianlah rahasia jalan keselamatan dalam hidup di dunia ini. Semua orang akan digoda oleh iblis, dan tidak akan ada orang yang bisa selamat dari godaan iblis tersebut, kecuali orang yang ikhlas.

Tanpa keikhlasan maka iblis pasti mampu menggoda seseorang. Seorang yang gemar ibadah akan digoda iblis dengan sifat riya. Seseorang yang gemar melakukan sesuatu demi untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya akan digoda iblis untuk bersikap egois. Seseorang yang banyak melakukan perbuatan baik akan digoda iblis dengan sikap ujub dan tinggi hati. Begitulah, semua orang akan digoda iblis. Mulai dari orang kafir, munafik, musyrik, sampai Nabi dan Rasul pun akan digoda iblis.

Tidak ada satu orang pun yang akan selamat dari godaan iblis, kecuali orang yang ikhlas. Dan tidak ada orang yang memiliki sifat ikhlas, kecuali orang yang melaksanakan setiap perbuatannya hanya karena Allah saja. Bukan karena yang lainnya. Begitulah jalan keselamatan. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 23.56