Senin, 28 Agustus 2017
Mendirikan Sholat
Berikut ini adalah tulisan yang merupakan penjelasan guru kita terhadap pertanyaan seputar Sholat yang barangkali sudah sering kali kita dengar, yaitu mengapa perintah Allah swt di dalam al-Quran mempergunakan kata ‘dirikanlah’ sholat, mengapa bukan ‘kerjakanlah’ sholat?
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS 20:14)
Sebagaimana ayat tersebut di atas, dinyatakan bahwa Allah swt memerintahkan manusia untuk menyembahNya dan mendirikan Sholat sebagai sarana untuk berzikir, mengingat Allah swt. Jadi, menjadi jelas sekali dalam ayat tersebut di atas bahwa antara Sholat dan Zikir terdapat suatu hubungan yang dekat, yaitu bahwa mendirikan Sholat itu adalah dalam rangka untuk berzikir, mengingat Allah swt.
Hal inilah yang sering kali diabaikan oleh kebanyakan manusia, bahwa Sholat itu semata-mata untuk menyembah Allah swt saja, padahal menurut ayat tersebut di atas bahwa ibadah Sholat itu juga dimaksudkan untuk berzikir, mengingat Allah swt. Jadi Sholat dan Berzikir mengingat Allah swt adalah dua hal yang erat dan saling melengkapi.
Adapun mengenai pelaksanaan ibadah sholat yang saat ini banyak dilaksanakan oleh umat Islam di mushola-mushola atau masjid-masjid yang besar, maka sering kali kita merasakan bahwa saat kita berada di dalam masjid maka pikiran dan perasaan kita terasa dekat sekali dengan Allah swt. Tiba-tiba saja mendadak perangai dan karakter kita menjadi santun dan ‘alim’ saat berada di dalam masjid. Namun, tatkala sudah keluar dari masjid, ketika kita sudah kembali pada rutinitas pekerjaan, kembali pada kawan-kawan sepergaulan kita, mendadak kita sering kali melupakan Allah swt. Berbeda dengan saat kita masih berada di dalam masjid, maka setelah keluar dari masjid seakan-akan perangai dan karakter kita telah berubah kembali seperti sedia kala.
Nah, hal inilah yang kemudian oleh guru kita coba untuk diingatkan dan dikoreksi, bahwa mendirikan sholat itu arti dan makna sebenarnya adalah mengingat Allah swt di manapun kita berada. Baik di dalam masjid, maupun di luar masjid, maka berzikir mengingat Allah swt itu harus tetap dilaksanakan. Itulah yang disebut dengan menegakan sholat.
Jadi menegakan sholat itu bukan hanya berarti melaksanakan sholat 5 waktu yang sering kita lakukan di mushola-mushola atau masjid-masjid saja. Menegakan sholat adalah juga berzikir mengingat Allah swt di luar waktu sholat yang kita lakukan 5 kali sehari itu.
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya berzikir mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS 29:45)
Berzikir mengingat Allah swt terus menerus sepanjang hari adalah seperti orang yang melaksanakan sholat terus menerus sepanjang hari sebanyak 50 kali, begitulah guru kita mengajarkan kepada murid-muridnya. Itulah makna dari mendirikan sholat, bukan sekedar mengerjakan sholat.
Demikianlah penjelasan guru kita terhadap kalimat menegakan sholat sebagaimana yang banyak dipertanyakan oleh umat Islam saat ini. Bahwa antara sholat dan berzikir mengingat Allah swt ada suatu pertalian hubungan yang sangat dekat dan tidak dapat dipisahkan. Dan di antara pelaksanaan ibadah-ibadah lainnya, seperti misalnya membaca al-Quran atau mengerjakan sholat, maka tanpa dibarengi dengan mengingat Allah swt niscaya ibadah-ibadah yang kita lakukan tadi tidak akan ada maknanya. (AK/ST)
Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 09.45