Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Jumat, 10 November 2017

Stop Pertikaian dan Pemusuhan

Bagi anda yang pernah mengalami atau menyaksikan sendiri secara langsung bagaimana kekerasan dan pertikaian terjadi, maka anda akan memandang dunia ini dengan cara yang berbeda. Apabila anda pernah menyaksikan bagaimana penduduk suatu desa di Afrika dibantai oleh kelompok radikal, perut yang dirobek hingga ususnya berhamburan, kepala yang ditebas hingga terlepas dari badan, anak laki-laki yang digantung kemudian dibakar hidup-hidup. Semua itu akan mengguncang jiwa anda, dan kemudian hal itu akan merubah cara pandang anda terhadap dunia.

Bagi anda yang pernah menyaksikan sendiri seluruh peristiwa brutal dalam sebuah peristiwa pertikaian, maka ketika anda akan menikmati makan malam, anda akan merasa bersalah, karena anda tahu di bagian lain dunia ini ada anak-anak Afrika yang menangis karena kelaparan. Ketika anda bermain dan tertawa dengan keluarga, anda akan merasa berdosa karena anda tahu di bagian lain dunia ini ada anak-anak di Syiria yang kehilangan anggota keluarganya karena peperangan. Ketika anda hendak tidur, anda akan merasa gelisah, ribuan orang-orang di bagian lain dunia ini tengah berteriak-teriak memohon pertolongan. Para korban pertikaian di tenda-tenda darurat yang tengah diamputasi dengan obat yang tidak mencukupi, anak-anak yang berteriak keras menahan kesakitan karena sebuah bom baru saja meledak di rumah mereka atau seorang ayah yang tengah meratapi tubuh anaknya yang berlumuran darah karena terkena peluru nyasar.

Bagi anda yang pernah menyaksikan sendiri seluruh peristiwa tersebut di atas, maka anda bukan lagi anda yang sebelumnya. Anda pasti akan berubah. Bahkan apabila Rasulullah saw masih hidup pada hari ini, maka pasti dia tidak akan pernah bisa tidur karena ikut merasakan penderitaan umat manusia di belahan dunia yang lain.

Jadi, perdamaian dan rasa aman di negeri ini adalah benar-benar suatu karunia Allah yang sangat patut untuk disyukuri. Jangan lagi kita teruskan untuk menebar kebencian dan pertikaian di negeri ini. Stop segala bentuk penyebaran informasi yang menyesatkan, yang menghasut dan menganjurkan perselisihan.

وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا
“Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS 17:53)

Untuk yang ke-sekian kalinya guru kita menyerukan stop pertikaian antara sesama manusia. Musuh kita bukanlah manusia, tetapi iblis. Kita manusia adalah saudara sesama anak cucu keturunan Adam as, bukan musuh. Iblis itulah yang telah menghasut dan mengadu domba manusia agar saling membenci dan saling membunuh. Oleh sebab itu, sekali lagi guru kita menyerukan agar segala bentuk pertikaian dan kebencian sesama manusia harus segera dihentikan. Kita bukanlah musuh bagi sebagian dari kita. Musuh kita adalah iblis.

Iblis adalah komandan, pemimpin tertinggi dari golongan syaitan. Dalam perjalanan sejarahnya, iblis telah berhasil merekrut anggota-anggota baru dari kalangan jin dan manusia. Guru kita memberi petunjuk, agar supaya kita melawan, menyerang langsung kepada pemimpin golongan syaitan, yaitu iblis.

Langkah pertama untuk melawan iblis adalah menyerukan manusia untuk segera mengakhiri segala jenis pertikaian dan permusuhan diantara sesama manusia. Kemudian setelah itu menyadarkan manusia, bahwa musuh utama kita adalah syaitan, bukan sesama manusia.

Dan akhirnya, kita mengajak manusia kembali ke jalan yang lurus. Jalan menuju Tuhan, yaitu jalan yang mengajak manusia untuk senantiasa mengingat Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya tempat berlindung dan meminta pertolongan. Inilah program kerja utama kita, menyelamatkan umat manusia dari jurang kehancuran. Mari kita bersama-sama bersatu melawan iblis, musuh kita yang nyata. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 23.51