Thursday, 28 December 2017
Crimes is Increasing
Sungguh miris dan prihatin melnyaksikan kejahatan yang semakin meningkat akhir-akhir ini. Tidak saja dilakukan oleh penjahat, kekejian dan kejahatan bisa dilakukan oleh siapa saja. Oleh suami yang setia, oleh istri yang semula baik, bahkan oleh orang-orang alim dan ahli agama sekali pun.
Seorang guru ngaji mencabuli 14 anak muridnya sendiri. Kasus tersebut terjadi di Ngawi, Jawa Timur pada bulan September yang lalu. Kasus serupa juga terjadi di Pasuruan, seorang guru agama mencabuli muridnya di tempat ibadah. Begitu juga yang terjadi di Garut, Jawa Barat, seorang guru ngaji mencabuli anak muridnya sendiri. Kejadian yang sama terjadi juga di Banyumas, Jawa Tengah Pada Bulan Mei yang lalu dan di Cisarua, Bogor pada bulan Januari tahun yang lalu.
Ternyata orang-orang yang mengerti dan memahami ilmu agama seperti para guru mengaji tadi, tidak berarti mereka bebas dari godaan dan gangguan syaithan. Sekali saja mereka khilaf, lalu menuruti ajakan dan godaan syaithan, maka kemudian mereka menjadi pelaku tindakan keji.
Guru kita sangat merasa prihatin atas kejadian dan kasus seperti ini. Menjadi guru mengaji dan ahli agama bukan berarti menjadi orang yang terbebas dari godaan syaithan. Siapa saja orangnya, tidak pandang bulu, asalkan sudah masuk kedalam perangkap syaithan, maka dia bisa menjadi penjahat. Melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan mungkar.
Siapapun orangnya, dia bisa menjadi seorang pelaku kejahatan karena terperangkap mengikuti langkah-langkah syaithan. Sekiranya tidak karena Karunia Allah swt dan Rahmat-Nya, niscaya tidak ada seorang pun dari kita yang akan bersih dari tindakan keji dan mungkar. Semua orang bisa berubah menjadi penjahat dalam sekejap.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ
بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۚ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَىٰ مِنْكُمْ مِنْ
أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS 24:21)
Sungguh hal ini adalah suatu fakta yang mengerikan. Orang-orang baik yang kita kenal yang ada di sekitar kehidupan kita, siapapun dia tidak akan bersih dari kemungkinan menjadi seorang penjahat, pemerkosa, atau pembunuh. Begitu seseorang masuk kedalam perangkap syaithan, lalu dia khilaf dan terlena menuruti langkah-langkah yang dihasut syaithan, maka kemudian setelah dia sadar dia akan terperanjat dengan kekejian yang baru saja diperbuatnya.
Polisi akan menangkap pelaku kejahatan, dan hakim di pengadilan akan menjatuhi sangsi pidana bagi pelaku kejahatan tersebut. Akan tetapi dalang sesungguhnya dari kejahatan itu akan tetap bebas, tidak tersentuh oleh hukum. Dialah syaithan yang terkutuk.
Para ulama dan ustadz yang menyampaikan ceramah di masjid-masjid dan di media televisi, kebanyakan hanyalah menyampaikan dalil dan hukum syariat semata. Mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, mana yang wajib dan mana yang sunnah. Begitu saja. Hampir tidak ada satu pun ulama dan ustadz yang mengajak umat Islam untuk memerangi musuh utamanya, yaitu syaithan yang terkutuk.
Hukum pidana atau bahkan hukum syariat sekalipun tidak ada yang mengatur soal dalang dari segala kejahatan dan kekejian ini, yaitu syaithan. Apabila ada seseorang yang kerasukan syaithan, kemudian dia membunuh, maka orang tadi itulah yang akan dihukum. Oleh hukum pidana pasal 338 KUHP dia akan dipenjara selama 15 tahun. Dan oleh hukum syariat dia akan dijatuhi hukuman mati setimpal dengan apa yang diperbuatnya. Begitulah hukum manusia, tidak dapat menyentuh sampai kepada dalang kekejian yang sebenarnya, yakni syaithan yang terkutuk.
Menurut guru kita, cara yang bisa ditempuh untuk memerangi syaithan adalah dengan menyerukan umat Islam untuk kembali kepada Allah swt. Menyerukan agar umat Islam kembali mengimani Allah swt, kembali menjadi orang-orang yang beriman. Sungguh-sungguh beriman.
Kemudian setelah itu, menyerukan agar orang-orang yang beriman tadi menjunjung tinggi kembali akhlak yang mulia, akhlaqul karimah, akhlak yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Begitulah kiranya misi utama dari YAKDI, mengajak manusia untuk kembali pada akhlak dan iman. Akhlaqul Karimah dan Darul Iman. (AK/ST)
Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 01.23