Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Jumat, 05 Januari 2018

Memelihara Hidayah Allah

Hidayah adalah petunjuk yang akan membawa manusia pada jalan yang lurus, bukan kepada jalan yang sesat atau jalan yang dimurkai Allah swt. Saat ini, di dunia terdapat banyak sekali petunjuk, dan keseluruhan petunjuk tersebut dibuat oleh manusia berdasarkan pada pemahaman ayat-ayat suci al-Quran atau kitab Hadits Nabi saw.

Ada petunjuk yang dibuat manusia, sehingga apabila kita mengikuti petunjuk itu maka kita akan menjadi seorang teroris. Ada pula petunjuk lainnya yang apabila kita ikuti, maka kemudian kita akan menjadi pengkhianat bangsa, bercita-cita untuk meruntuhkan NKRI dan menggantinya menjadi negara baru berdasarkan Syariat Islam. Dan ada pula petunjuk buatan manusia lainnya yang menyatakan bahwa apa yang sudah kita lakukan dan kita kerjakan selama ini (sholat, puasa, pergi haji atau umroh dan ibadah kita lainnya) sudah dapat dijadikan jaminan bahwa kelak kita pasti akan masuk surga.

Maka ketahuilah, bahwa semua petunjuk tersebut di atas adalah petunjuk buatan manusia. Meskipun seluruh petunjuk tersebut didasarkan pada penafsiran dan pemahaman manusia terhadap ayat-ayat al-Quran ataupun kitab Hadits, akan tetapi itu semua bersifat relatif. Artinya bisa jadi petunjuk tersebut adalah benar, tapi bisa jadi juga ternyata keliru dan salah. Oleh karena itu, maka seluruh petunjuk buatan manusia tersebut tadi adalah bukan sebenar-benarnya petunjuk, atau hidayah.

Lantas petunjuk atau hidayah mana yang sebenar-benarnya hidayah? Jawabannya adalah Hidayah yang berasal dari Allah swt langsung. Meskipun kita ini adalah manusia biasa yang memiliki banyak dosa dan kesalahan, akan tetapi Allah swt tetap akan menganugerahkan Hidayah-Nya kepada siapa-siapa saja yang dikehendaki.

قُلْ أَنَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلَىٰ أَعْقَابِنَا بَعْدَ إِذْ هَدَانَا اللَّهُ كَالَّذِي
اسْتَهْوَتْهُ الشَّيَاطِينُ فِي الْأَرْضِ حَيْرَانَ لَهُ أَصْحَابٌ يَدْعُونَهُ إِلَى الْهُدَى ائْتِنَا ۗ
قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۖ وَأُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ

“Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam.” (QS 6:71)

Hidayah atau petunjuk Allah itu bukan sekedar petunjuk yang memberi informasi, akan tetapi Hidayah Allah adalah sesuatu yang menyadarkan nurani manusia, menginspirasi pikiran manusia dan mengilhami qalbu manusia. Tidak ada satu pun manusia yang mampu menandingi Hidayah Allah tersebut. Hidayah Allah adalah jauh lebih dashyat dibandingkan dengan petunjuk buatan manusia.

Menurut guru kita, apabila seseorang telah menyadari bahwa dirinya harus melaksanakan zikir kepada Allah swt, maka itu adalah suatu pertanda bahwa orang tersebut sudah memperoleh Hidayah dari Allah swt. Karena orang yang menyadari bahwa dirinya harus senantiasa berzikir adalah orang-orang yang tidak lalai dalam kehidupan dunia.

Kemudian menurut guru kita, setelah Allah swt menurunkan Zikir pada diri kita agar kita senantiasa melaksanakannya, maka langkah berikutnya yang juga tidak kalah penting adalah memeliharanya.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Az-Ziqr, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS 15:9)

Mendapat Hidayah Allah adalah suatu karunia yang besar, akan tetapi hal ini tidak menjamin orang yang mendapat Hidayah tersebut pasti akan terbebas dari api neraka. Karena apabila tidak dipelihara dengan baik, maka Hidayah Allah tersebut akan sia-sia.

Tantangan paling berat adalah memelihara Hidayah tersebut. Karena pada saat Allah swt menurunkan Hidayah-Nya kepada seseorang, maka syaithan yang terkutuk tidak akan dapat menghalang-halangi. Syaitan akan mundur kebelakang.

Akan tetapi setelah mendapat Hidayah Allah, barulah syaithan akan menghalang-halangi orang tadi untuk memelihara Hidayah tersebut. Oleh sebab itu, maka memelihara Hidayah adalah sebuah perjuangan yang berat karena kita harus memerangi godaan syaithan.

Banyak sekali orang yang pada akhirnya gagal dalam memelihara Hidayah tersebut. Ujian hidup ditambah dengan godaan syaithan yang terkutuk pada akhirnya bisa mengalahkan, sehingga seseorang tidak mampu memelihara Hidayah Allah swt.

Dalam hukum kehidupan, kita harus menerima sebuah kenyataan bahwa ternyata yang paling menentukan Keridhoan dan Rahmat Allah swt adalah akhir hayat seseorang. Seorang yang awalnya beriman dan mendapat Hidayah Allah, akan tetapi di akhir hayatnya justru dia kufur dan mengingkari Hidayah Allah, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut akan jauh dari Ridho dan Rahmat Allah swt. Hal yang sebaliknya, awalnya adalah orang kafir tetapi di akhir hayatnya justru dia beriman dan dapat memelihara Hidayah Allah maka orang tersebut dekat dengan Ridho dan Rahmat Allah swt. Begitulah hukum Allah pada kehidupan di dunia ini. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 17.46