Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Minggu, 28 Januari 2018

Menampilkan Wajah Islam Seutuhnya

Setelah sekian tahun berjuang melawan kebatilan dan menaklukan hawa nafsu, Nabi saw dan para sahabat serta pengikut setianya dinyatakan oleh Allah swt sebagai pemeluk agama Islam, dan itulah agama yang diridhoi Allah swt.

الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ
وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينً

“....Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu...” (QS 5:3)

Ini adalah merupakan ayat al-Quran yang turun pada hari Jumat di padang Arafah di masa-masa akhir kenabian Rasulullah saw sebelum beliau wafat. Pada hari itu Allah swt menyatakan bahwa sudah sempurna agama yang dijalankan oleh Rasulullah saw dan para pengikutnya, dan telah diridhoi Allah agama Islam yang dijalankan oleh Rasulullah saw dan para pengikutnya tersebut.

Pada hari itu, Rasulullah saw dan para pengikutnya telah melaksanakan dan mempraktekan agama Islam secara menyeluruh dan sempurna, sesuai dengan Kehendak dan Tuntunan Allah swt untuk kondisi masyarakat dan zaman pada waktu itu.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS 2:208)

Akan tetapi sayang, setelah Rasulullah saw dan para sahabat-sahabat terdekatnya wafat, setelah para tabi’in dan pengikut awal telah wafat, maka di kemudian hari agama Islam ditampilkan dengan wajah yang berbeda dengan aslinya. Sebagian saja dan tidak menyeluruh. Beberapa orang telah mengikuti langkah-langkah syaithan untuk menampilkan Islam tidak secara keseluruhan.

Jarak 1400 tahun lebih dari zaman Rasulullah saw dahulu merupakan masa yang sangat lama dan panjang, sehingga di tengah-tengah perjalanan sejarahnya agama Islam telah ditampilkan dengan wajah yang berbeda dari aslinya. Tidak utuh dan tidak seperti aslinya. Tidak kaffah.

Ada suatu masa dimana hadits-hadits palsu diciptakan dalam jumlah yang luar biasa banyaknya. Sehingga pada hari ini kita mendapati umat Islam terdiri dari banyak sekali aliran dan pemahaman yang berlainan. Hampir tidak ada cara untuk bisa mempersatukan kembali seluruh umat Islam di dunia ini.

Ada diantara pemahaman sebagian ulama dan ustadz yang menampilkan Islam dari sisi ketegasan dan kekerasannya. Mereka berceramah dan mempengaruhi umat Islam dimana-mana, sehingga yang muncul darinya adalah sikap tegas dan keras umat Islam terhadap orang-orang kafir. Dasar yang diambil oleh mereka adalah ayat al-Quran berikut ini yang dipahami secara keliru.

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا
يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud...” (QS 48:29)

Benarkah pemahaman yang seperti tadi itu? Bersikap keras terhadap orang-orang kafir? Ternyata Islam yang dipraktekan oleh Rasulullah saw tidak seperti itu. Pada suatu saat dan kondisi tertentu memang Rasulullah saw bersikap tegas, akan tetapi di sebagian besar waktu lainnya justru Rasulullah saw bersifat lemah lembut, santun dan ramah terhadap orang-orang kafir.

Ketika dicacimaki oleh orang-orang kafir di Thaif, justru beliau malahan mendoakan mereka. Ketika seorang pengemis Yahudi yang buta mengajak orang lain untuk menjauhi beliau, justru beliau itulah yang senantiasa membantu menyuapi pengemis itu setiap harinya.

Jadi tidak benar kalau Islam itu hanya ditampilkan dari satu sisi saja. Tampilkan lah Islam secara menyeluruh, maka seluruh manusia akan dapat melihat wajah aslinya.

Demikianlah bahwa pada hari ini Islam telah ditampilkan dalam wajah yang berbeda dengan aslinya dahulu. Jarak yang sangat jauh, lebih dari 1400 tahun yang lampau sangat memungkinkan hal ini terjadi. Beberapa orang atau pun kelompok dalam perjalanan sejarah peradaban umat Islam telah membentuk dan menampilkan Islam menurut kepentingan ataupun pemahaman mereka. Sehingga Islam yang hari ini ditampilkan merupakan sebagian dari Islam yang sesungguhnya pernah dipraktekan dan dijalankan oleh Rasulullah saw dahulu.

Ketika para pendiri negeri ini dahulu merumuskan dasar-dasar bernegara di Indonesia, mereka berusaha untuk menggali lagi ajaran Islam sejati dari masa Rasulullah saw dahulu. Bagaimana cara mereka mendapatkan kembali agama Islam yang sejati itu? Ada diantara mereka yang mempelajarinya dari para wali dan para ulama sejati. Ada pula yang berikhtiar membersihkan diri demi untuk mendapatkan Hikmah dan Petunjuk dari Allah swt. Sehingga pada akhirnya terbentuklah Negara Indonesia sebagaimana yang kita dapati sekarang.

Lalu di kemudian hari datanglah berbondong-bondong sarjana dan ustadz dari timur tengah. Merasa bahwa mereka lebih memahami dan mengerti tentang agama Islam, mereka dengan terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi menyebarkan ajaran bahwa negeri ini bukanlah negeri yang Islami. Harus ditumbangkan dan diganti dasar negaranya oleh Syariat Islam menurut pemahaman mereka. Pemahaman yang keras terhadap orang-orang non-Islam. Reaktif dan mudah tersulut emosinya tatkala ada pihak-pihak tertentu yang menyinggung dan mengkritik mereka.

Padahal wajah Islam yang asli dahulu tidak seperti itu. Rasulullah saw diutus Allah swt benar-benar untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS 21:107)

Beberapa kelompok radikal, kelompok garis keras dan kelompok ekstrem ingin menampilkan Islam sesuai dengan pemahaman dan keinginan mereka. Menampilkan Islam hanya dari satu sisi saja, tidak menyeluruh. Tidak utuh dan tidak kaffah.

Menurut guru kita, boleh jadi apa yang telah diperjuangkan dan dirumuskan oleh para pendahulu dan pendiri negei kita justru mereka itulah yang lebih mendekati ajaran Islam sejati yang dijalankan dan dicontohkan oleh Rasulullah saw dahulu.

Apabila dibandingkan dengan semua negeri-negeri dengan mayoritas penduduk beragama Islam, maka hanya Indonesialah negeri yang terbanyak yang pernah dihuni oleh wali-wali Allah. Hanya Indonesialah negeri dengan jumlah pejuang syuhada terbanyak. Jadi boleh jadi para pendahulu dan pendiri negeri ini mendapat Petunjuk Allah untuk lebih memahami agama Islam yang sejati, yang diridhoi Allah swt, dibandingkan dengan para sarjana timur tengah saat ini.

Mudah-mudahan tulisan ini dapat menjadi bahan kajian dan renungan untuk kita semua. Mari kita belajar lebih dalam lagi. Bukan sekedar memahami ayat-ayat Allah yang tertulis dalam kitab suci, atau bukan sekedar memahami ayat-ayat Allah yang tertulis di alam semesta, tetapi juga kita harus memahami ayat-ayat Allah yang tertulis di dalam diri kita sendiri, dan juga ayat-ayat Allah yang sama sekali tidak tertulis. Kalau baru memahami dalil saja, itu belum apa-apa, masih banyak yang harus dipelajari lagi. Jadi jangan merasa yang paling tahu. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 22.55