Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Minggu, 11 Maret 2018

Bukan Membela Islam Tetapi Menjaga!

Pada hari ini, banyak sekali dari umat Islam yang menyangka bahwa agama Islam itu perlu dibela, dan beberapa dari mereka membuat suatu organisasi yang bertujuan untuk membela agama Islam. Tepatkah anggapan dan sikap yang demikian ini? Jawabannya adalah tidak.

Orang ataupun organisasi yang menyatakan dirinya sebagai pembela agama Islam adalah perbuatan Syirik, merasa bahwa dirinya digdaya dan memiliki kemampuan untuk membela suatu agama Allah. Menyamakan dirinya dengan Allah, sehingga mengklaim dirinya sebegai pembela agama.

Apabila kita membuka kitab suci al-Quran, maka tidak ada suatu perintah atau pun dalil yang mengharuskan umat Islam untuk menjadi pembela agama. Justru dijelaskan di dalam al-Quran bahwa hanyalah Allah swt saja yang pantas menjadi pembela bagi orang-orang yang beriman. Sedangkan manusia atau pun umat Islam itu sendiri tidak ada pernyataan al-Quran yang mengharuskan mereka itu untuk menjadi pembela.

Berikut ini adalah ayat al-Quran yang menyatakan bahwa Allah sajalah yang menjadi pembela bagi orang-orang yang beriman.

إِنَّ اللَّهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ آمَنُوا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ خَوَّانٍ كَفُورٍ
“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.” (QS 22:38)

Tidak ditemukan perintah untuk menjadi pembela atau untuk membela agama di dalam ayat-ayat al- Quran lainnya, kecuali Allah swt menyatakan hanya Dirinya sajalah yang berhak menjadi pembela, sedangkan manusia itu untuk membela dirinya sendiri saja tidak mampu. Coba buka kembali kitab suci al-Quran.

Jadi dengan demikian, maka nyatalah kiranya, seseorang atau organisasi yang mengklaim dirinya sebagai pembela agama Allah adalah sama saja dengan menyatakan dirinya sebagai tuhan. Sungguh itu adalah suatu perbuatan syirik yang identik dengan Firaun, yang mengaku dan menyatakan dirinya sebagai pelindung dan pembela rakyat Mesir kala itu.

Ada pun yang tercantum di dalam al-Quran bagi orang-orang yang beriman ialah perintah untuk menolong agama Allah (ansharallah), bukan untuk membela agama Allah.

Samakah menolong (yanshara) agama Allah dengan membela (yudafi’) agama Allah? Jawabannya adalah tidak sama. Menolong agama Allah artinya membantu menjaga dan menyelamatkan agama Allah dari keterpurukan dan kesesatan. Sehingga yang menjadi obyek dan tujuan dari upaya menolong itu adalah agama Allah. Sedangkan, membela agama Allah adalah menyerang dan melakukan perlawanan terhadap pihak lain (yang dianggap memusuhi agama Islam) dengan dasar prasangka dan pemahaman mereka terhadap ajaran agama. Jadi yang menjadi obyek dan tujuan dari membela itu adalah siapa saja yang mereka anggap sebagai lawan atau pun musuh. Kedua hal tersebut: menolong agama Allah dan membela agama Allah adalah dua hal yang jauh berbeda.

Berikut ini adalah salah satu diantara ayat al-Quran yang memerintahkan agar orang-orang yang beriman mau menolong agama Allah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS 47:7)

Dalam suatu pengajian, guru kita mengajarkan kepada murid-muridnya bahwa Allah swt tidak pernah memerintahkan manusia untuk menjadi pembela agama Islam, karena hanya Allah saja lah yang Berkuasa untuk membela agama Islam. Kewajiban dari umat Islam itu hanyalah menolong agama Allah dalam rangka untuk menjaganya.

Menjaga kemurnian dan keaslian ajaran agama Islam dari kekeliruan dan ketersesatan. Seperti misalnya mengembalikan keyakinan umat Islam untuk kembali kepada Allah swt, bukan kepada dalil atau ulama atau ustadz. Karena dalil, ustadz ataupun ulama adalah sarana dan perantara untuk membimbing manusia agar dapat ber-Tauhid kepada Allah swt, bukan sebaliknya menjadi penghalang bagi manusia yang akan berhubungan langsung kepada Allah swt.

Iblis dan bala tentaranya menginginkan agar manusia merasa sombong di hadapan Tuhan. Mereka menghasut agar supaya manusia berani menyatakan diri mereka sebagai pembela agama Islam. Merasa diri mereka berkuasa dan digdaya, sehingga merasa pantas untuk disebut sebagai pembela.

Padahal, manusia itu adalah mahluk yang lemah, yang tidak memiliki daya upaya apa-apa. Sama sekali lemah. Hanya Allah sajalah yang memiliki daya upaya itu.

Jadi jelas kiranya kekeliruan ini. Jelas kiranya kesombongan ini. Maka tinggalkanlah, bertaubatlah dan menyesallah di hadapan Allah. Tidak pantas manusia menyatakan dirinya sebagai pembela agama Allah. Manusia yang menjadi pembela agama Allah adalah bertentangan dengan dalil "Laa hawla walaa quwwata illa billah".

Yang seharusnya itu adalah menolong agama Allah, menjaga agama Allah, agar supaya agama Allah itu tidak sampai terpuruk dan diselewengkan. Jangan sampai agama Allah itu dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok atau partai politik tertentu. Jadi sadarilah kekeliruan ini, wahai Saudaraku. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 22.45