Opini Aktual

Selasa, 12 Februari 2019

Saripati Air Yang Hina

Sebagian besar umat Islam saat ini beranggapan bahwa seluruh isi dari ayat-ayat al-Quran itu harus dilaksanakan dan bersifat berlaku sepanjang zaman. Mereka berpendapat seperti itu karena terpengaruh oleh pemahaman beberapa ustadz lulusan timur tengah. Benarkah pendapat yang demikian itu?

Jawabannya adalah Tidak. Jadi, tidak semua isi dari ayat-ayat al-Quran itu harus dilaksanakan dan berlaku di sepanjang zaman dan di setiap keadaan. Tidak demikian halnya.

Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang hanya berlaku pada kondisi dan keadaan tertentu saja, misalnya saja ayat-ayat tentang perang atau tentang keharusan membunuh orang-orang kafir Nasrani dan Yahudi. Ayat-ayat tersebut tidak bisa diberlakukan di semua kondisi dan keadaan.

Ada juga ayat-ayat al-Quran yang berlaku untuk semua orang, tetapi tidak untuk beberapa orang lainnya. Misalnya saja ayat tentang penciptaan manusia pertama dari tanah dan keturunannya yang kemudian yang diciptakan dari saripati air yang hina. Maka ayat-ayat tersebut tidak berlaku bagi Nabi Adam as, siti Hawa dan Nabi Isa as, mereka tidak diciptakan dari air yang hina.

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ
ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ

“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.” (QS 32:7-8)

Hanya seorang guru sejati lah yang mampu memahami benang merah dari isi kandungan ayat-ayat dalam al-Quran, sehingga mereka itu bisa mengajarkan kepada murid-muridnya mana ayat al-Quran yang harus dilaksanakan sesuai dengan kondisi, keadaan, budaya dan era atau zamannya.

Meskipun al-Quran mengatur tentang hukum rampasan perang dan perbudakan, akan tetapi bukan berarti pada hari ini kita dibenarkan untuk merampas wanita dari keluarganya, lalu dijadikan sebagai budak yang bisa diperjualbelikan. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh gerombolan ISIS terhadap wanita-wanita dari kaum Yazidi di Irak.

Begitulah bedanya antara ulama yang hanya mengenal kalimat dari kitab dengan ulama yang mengenal Allah swt dan maksud dari firman-Nya. Seperti bedanya antara malam dan siang, antara orang yang buta dan yang melihat, antara gelap dan terang benderang. Bukankah semua perumpamaan itu sebenarnya telah tertulis di banyak ayat dalam al-Quran? (AK/ST)


Diposkan Oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN at 23.44