Senin, 04 Maret 2019
Pemberi Syafaat
Kata Syafaat berasal dari bahasa arab asy-sayafa’ yang berarti ganda, jadi syafaat itu kira-kira maksudnya adalah menggandakan manfaat yang dimiliki oleh seseorang kepada orang lainnya. Nah, khusus dalam hal ini kata syafaat biasanya dikaitkan dengan pertolongan ataupun bantuan yang diterima oleh seseorang nanti di hari akhir dari orang lainnya.
Kelak pada Hari Kiamat, tatkala manusia dirundung kesedihan dan bencana yang tidak kuat mereka tahan, mereka meminta kepada orang-orang tertentu yang diberi wewenang oleh Allah swt untuk memberi syafaat. Mereka pergi kepada Nabi Adam as, Nuh as, Ibrahim as, Musa as, dan Isa as. Tetapi mereka semua tidak bisa memberikan syafaat. Hingga akhirnya mereka datang kepada Nabi saw, lalu beliau berdiri dan memintakan syafaat kepada Allah swt, agar menyelamatkan hamba-hamba-Nya dari adzab yang besar ini. Allah swt pun memenuhi permohonan itu dan menerima syafaatnya.
يَوْمَئِذٍ لَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَٰنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلًا
“Pada hari itu tidak berguna syafa'at, kecuali (syafa'at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya.” (QS 20:109)
Salah satu bentuk dari pernyataan syahadat itu adalah bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad itu adalah pemilik dan pemberi Syafaat. Jadi apabila ada suatu pemahaman bahwa syafaat kelak di hari kiamat itu tidak ada, maka sebenarnya dia telah membatalkan pernyataan syahadatnya.
Apakah syafaat pertolongan dari Rasulullah Muhammad saw itu hanya ada di hari kiamat nanti saja? Jawabannya adalah tidak. Rasulullah Muhammad saw itu tidak mati, bahkan sampai hari ini pun beliau ada dan senantiasa mendampingi kita umatnya. Tidak hanya mendampingi saja, bahkan beliau juga senantiasa mencurahkan syafaat dan pertolongannya bagi kita semua.
Bagi orang-orang yang gemar bershalawat kepada Nabi saw, maka dirinya akan dekat dengan Rasul Muhammad saw. Beliau akan membimbing orang tersebut melalui gerak hati yang halus, pemahaman, insting dan ilham ke dalam dirinya. Itulah salah satu bentuk dari syafaat beliau.
Di dalam diri setiap manusia pasti ada Nur Muhammad. Lidah anda pasti pernah mengecap rasa manis, asin atau pun pahit bukan? Nah, yang dirasakan oleh lidah anda itu sebenarnya bukan rasa, tetapi perbedaan komposisi molekul di atas lidah. Nur Muhammad itu lah yang sebenarnya memberikan rasa kepada anda, bukan lidah. Karena tanpa lidah pun anda bisa memiliki rasa, misalnya saja tatkala anda bermimpi.
Jadi bagi beberapa orang yang sering bershalawat, menyadari kedekatan dirinya dengan Muhammad saw, maka dia mengerti bahwa tidak mungkin lagi bisa lepas dari Muhammad saw. Namun sayang, orang yang menyadari hal yang demikian ini sangat sedikit. Kebanyakan manusia mereka itu merasa jauh dengan Muhammad saw, menyangka bahwa beliau itu sudah mati dan tidak ada lagi. (AK/ST)
Diposkan Oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN at 23.50