Senin, 12 Agustus 2019
Meluruskan Ajaran Agama
Pada hari ini sudah banyak ustadz dan orang-orang yang mengaku menjadi ulama mengajarkan agama Islam kepada umat. Namun sebenarnya yang jauh lebih penting dari mengajarkan agama ialah meluruskan ajaran agama. Karena ternyata ajaran agama yang banyak diajarkan saat ini kepada umat Islam terdapat banyak sekali kekeliruan di dalamnya.
Sebagai contoh adalah ajaran agama tentang ibadah khusus, seperti misalnya berpuasa, sholat, berzikir dan berdoa. Yang banyak diajarkan kepada umat Islam saat ini adalah ajaran beribadah secara instan. Misalnya, orang diajarkan untuk berpuasa di siang hari, banyak sekali ajarannya ditambah dengan segala macam dalil-dalilnya dari kitab hadits. Akan tetapi setelah waktunya berbuka puasa, hampir tidak ada yang mengajarkan umat agar supaya mereka menahan dan mengendalikan hawa nafsunya. Jadi mengendalikan hawa nafsu itu hanyalah sesaat di siang hari saja, di malam hari umat dibebaskan untuk melampiaskan hawa nafsunya. Inilah yang dimaksud dengan ajaran beribadah secara instan, tidak kontinyu terus menerus.
Pada hari ini umat Islam diajarkan untuk berzikir kepada Allah swt sejenak setelah sholat, selebihnya bebas merdeka, melalaikan hati dari mengingat Allah swt. Pada hari ini umat hanya diajarkan untuk sholat 5 waktu itu saja, tidak ada yang pernah berfikir bahwa awal dan hakekatnya sholat itu ialah sehari semalam sepanjang masa.
Contoh lainnya adalah doa sebelum makan, doa sebelum ke kamar mandi, doa sebelum bepergian, dan seterusnya. Kita diajarkan untuk berdoa mengingat Allah swt di awal waktu saja. Itulah ibadah yang instan. Sedikit menyebut Nama Allah swt. Bukankah ini sebenarnya sikap dari orang munafik?
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ
يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS 4:142)
Sebaliknya di YAKDI, guru kita meluruskan ajaran yang keliru ini. Berdoa dan mengingat Allah swt itu bukan hanya di awal waktu saja, tetapi secara terus menerus selamanya. Begitulah dahulu Rasulullah saw mencontohkan suri tauladan ini kepada sahabat-sahabat beliau.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS 33:21)
Jadi adalah sangat keliru apabila ada yang mengatakan bahwa Rasulullah saw hanya mengajarkan umatnya agar megingat Allah swt itu hanya di awal waktu saja sebelum kita melakukan suatu aktivitas. Itu sangat keliru karena bertentangan dengan ayat al-Quran di atas. Dia, Rasulullah saw adalah orang yang banyak menyebut Nama Allah swt. (AK/ST)
Diposkan Oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN at 23.12