Opini Aktual

Sabtu, 14 September 2024

Pemimpin Spiritual Bangsa

Faktor paling penting bagi kemajuan suatu bangsa adalah moral dan akhlak dari penduduknya. Hampir dapat dipastikan bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang rakyatnya memiliki standar moral dan akhlak yang tinggi. Oleh sebab itulah maka tujuan dan misi yang diemban oleh Rasullullah saw yaitu meningkatkan moral dan akhlak dari manusia.

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi)

“Aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak mulia." (HR. Bukhari dan Muslim)

Akan tetapi apabila kita memperhatikan apa yang terjadi pada bangsa Indonesia saat ini, kita harus jujur bahwa telah terjadi kemerosotan moral dan akhlak penduduknya. Kasus korupsi merajalela, pembunuhan, pemerkosaan, perjudian dan penipuan semakin hari semakin meningkat.

Seorang anak membunuh ibunya, seorang ibu membakar suaminya, seorang suami menganiaya anak balitanya. Itu semua adalah kenyataan, terjadi dan merupakan berita sehari-hari di masyarakat kita. Sungguh suatu kemerosotan akhlak yang luar biasa.

قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِيْنَ
“Katakanlah (Muhammad), “Berjalanlah kamu di bumi, lalu perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa.” (QS 27:65)

Kita sebagai bagian dari bangsa ini merasa bertanggung jawab untuk dapat mencegah bangsa ini dari kemerosotan dan kehancuran. Apa yang harus kita lakukan? Adakah sesuatu yang salah dengan bangsa ini dan harus kita perbaiki segera?

Apa yang salah?

Boleh jadi kesalahan utama dari semua ini berakar jauh ke masa lampau, tatkala umat Islam pertama kali menunjuk seorang pemimpin umat berdasarkan konsesnsus demokrasi, hanya satu orang pemimpin saja. Padahal kita semua tahu, bahwa manusia itu terdiri dari jasmani dan rohani, fisik dan spiritual.

Pemimpin yang saat ini dipilih oleh kebanyakan umat Islam dimanapun berada, adalah pemimpin negara yang diberi tugas untuk mengatur dan memimpin pembangunan fisik dan materi suatu bangsa. Tidak ada pemimpin yang ditugaskan untuk mengatur dan memimpin pembangunan moral dan spiritual suatu bangsa.

Akibatnya terjadi ketidakseimbangan dan kesenjangan antara pembangunan aspek fisik dan materi suatu bangsa dengan pembangunan moral, spiritual dan akhlak. Yang satu meningkat tajam, yang satunya lagi merosot dan semakin menukik tajam. Sungguh kenyataan yang sangat miris.

Sudah saatnya kita semua segera menyadari kekeliruan ini. Pembangunan mental, moral, akhlak dan spiritual bangsa ini tidak bisa diemban oleh menteri pendidikan, menteri agama atau menteri sosial semata. Harus ada figur pemimpin yang lebih tinggi lagi yang mampu mengemban tugas besar tersebut. Kita memerlukan seorang figur pemimpin moral dan spiritual bangsa.

Sebelum bangsa ini hancur lebur karena kemerosotan moral dan akhlaknya, sebelum bangsa ini di-azab Allah swt, sebagaimana Dia meng-azab bangsa-bangsa terdahulu. Mari kita memiliki pemimpin moral dan spiritual bangsa. (AK)


Diposkan Oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN pada 10.45