Opini Aktual

Sabtu, 21 September 2024

Relativitas Waktu dalam Perspektif Subyek

Waktu dalam dimensi fisik akan sangat berbeda dengan waktu yang dialamai oleh jiwa dan rohani setiap orang, jadi secara subyektif waktu yang dialami akan sangat berbeda antara invidu yang satu dengan individu lainnya.

Dalam dimensi fisik, 1 (satu) detik didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan atom cesium-133 dalam melakukan getaran yakni sebanyak 9,192,631,770 kali. Sehingga 1 detik fisik akan sama bagi setiap individu di tempat dan keadaan fisik yang relatif sama. Akan tetapi, dalam kurun waktu 1 detik itu, setiap jiwa dan rohani masing-masing individu tadi akan menjalani dan mengarunginya secara berbeda-beda. Seorang atlet pelari cepat, atau atlet renang misalnya, akan menjalani waktu 1 detik itu jauh lebih lama dibandingkan dengan orang yang sedang menikmati alunan musik klasik, atau orang yang sedang menonton film di bioskop.

Seseorang yang tertidur lelap sekali, akan menjalani waktu dengan sangat cepat. Sehingga seakan-akan mereka hanya bermimpi sekejap saja padahal orang tersebut telah menghabiskan waktu berjam-jam di alam fisik.

Demikian pulalah yang terjadi pada pemuda ashabul kahfi seperti yang diceritakan dalam al-Quran:

كَذٰلِكَ بَعَثْنٰهُمْ لِيَتَسَاۤءَلُوْا بَيْنَهُمْۗ قَالَ قَاۤىِٕلٌ مِّنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْۗ قَالُوْا لَبِثْنَا يَوْمًا اَوْ بَعْضَ
يَوْمٍۗ قَالُوْا رَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْۗ فَابْعَثُوْٓا اَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هٰذِهٖٓ اِلَى الْمَدِيْنَةِ فَلْيَنْظُرْ اَيُّهَآ اَزْكٰى
طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِّنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ اَحَدًا

“Demikianlah, Kami membangunkan mereka agar saling bertanya di antara mereka (sendiri). Salah seorang di antara mereka berkata, “Sudah berapa lama kamu berada (di sini)?” Mereka menjawab, “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari.” Mereka (yang lain lagi) berkata, “Tuhanmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini). Maka, utuslah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini. Hendaklah dia melihat manakah makanan yang lebih baik, lalu membawa sebagian makanan itu untukmu. Hendaklah pula dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali memberitahukan keadaanmu kepada siapa pun.” (QS 18:19)

Padahal...

وَلَبِثُوْا فِيْ كَهْفِهِمْ ثَلٰثَ مِائَةٍ سِنِيْنَ وَازْدَادُوْا تِسْعًا
“Mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun.” (QS 18:25)

Hal seperti itulah yang dapat menjelaskan mengapa di pagi hari saat kita biasanya merasakan waktu berjalan sangat cepat, dibandingkan dengan saat kita di tengah hari. Waktu yang dialami oleh jiwa dan rohani subyek akan berjalan relatif berbeda-beda.

Pada saat seseorang meninggal dunia, maka apabila jiwa dan ruhani orang tersebut masuk ke alam barzakh, yaitu alam kesadaran terdalam atau alam mimpi terdalam dari seorang mayat, maka waktu di alam tersebut seperti berhenti. Dia tidak merasakan banyak hal dan aktivitas, mungkin seperti sebentar saja atau satu malam saja, padahal di alam fisik dia sudah melewati waktu ratusan atau ribuan tahun lamanya.

Hal inilah yang dialami oleh kebanyakan manusia yang meninggal, ketika mereka dibangunkan dan dibangkitkan nantinya mereka merasa baru saja tertidur sebentar saja.

يَوْمَ يَدْعُوْكُمْ فَتَسْتَجِيْبُوْنَ بِحَمْدِهٖ وَتَظُنُّوْنَ اِنْ لَّبِثْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًاࣖ
“yaitu pada hari (ketika) Dia memanggilmu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan mengira tidak berdiam (di bumi) kecuali hanya sebentar.” (QS 17:52)

Ketika seseorang terbangun dari mati suri atau dari keadaan koma, maka tersadarlah orang tersebut bahwa meskipun apa yang dialaminya di alam kematian atau bawah sadarnya hanya sekejap saja, namun di alam fisik telah berlalu jauh lebih lama.

Oleh sebab itulah, maka orang yang banyak tidur akan menjalani waktu jauh lebih cepat dibandingkan dengan orang yang sedikit tidur. Apabila anda ingin tetap awet muda, tidak cepat menua, maka kurangilah tidur. Waktu akan berjalan jauh lebih lambat. (AK)


Diposkan Oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN pada 21.00