Opini Aktual

Senin, 23 September 2024

Turun Naik Roda Kehidupan

Di dalam kehidupan ini, seringkali sesuatu yang luhur sebenarnya berasal dari pengetahuan yang sederhana yang kita semua sudah memahaminya. Justru rahasia suatu hikmah yang tinggi bisa berasal dari ilmu pemahaman yang sederhana, dan kebanyakan orang sudah mengetahuinya. Jika anda dapat memetik hikmah yang dikandung dalam suatu tulisan yang sederhana, maka hakekatnya itu merupakan suatu rezeki dan pemberian dari Yang Maha Mengetahui.

Roda kehidupan itu, sebagaimana yang sudah dipahami oleh semua orang, adalah terkadang naik dan terkadang juga turun. Turun naik seperti roda yang berputar, roda kehidupan. Fenomena roda kehidupan ini merupakan sesuatu yang bersifat umum, ada dimana-mana dan bersifat universal.

Misalnya adalah grafik turun naiknya harga saham, turun naiknya kurs mata uang, turun naiknya temperatur lingkungan, turun naiknya temperatur suhu badan, turun naiknya nilai penjualan, turun naiknya penghasilan seseorang, dsb. Kita menyebutnya fluktuasi turun naik, grafik turun naik. Namun pada hakekatnya itu semua adalah gambaran roda kehidupan, siklus kehidupan.

Siklus turun naik itu merupakan salah satu dari Nama Tuhan. Karena kemanapun arah pandangan anda, maka pasti yang anda lihat itu sebenarnya adalah suatu siklus.

Matahari berputar mengelilingi pusat galaksi dalam suatu siklus, bumi mengitari matahari dalam suatu siklus, bulan mengitari bumi dalam suatu siklus, bumi berputar pada porosnya dalam suatu siklus, jemaah haji mengitari Ka’bah dalam suatu siklus putaran. Demikian seterusnya sampai dengan elektron mengitari inti atom dalam suatu siklus, nafas yang kita hirup juga merupakan suatu siklus, darah yang mengalir dalam tubuh juga merupakan suatu siklus. Jadi kemanapun anda mengarahkan pandangan niscaya anda akan mendapati suatu siklus. Siklus itulah Wajah Allah swt.

وَلِلّٰهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَاَيْنَمَا تُوَلُّوْا فَثَمَّ وَجْهُ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Hanya milik Allah timur dan barat. Ke mana pun kamu menghadap, di sanalah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahal Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS 2:115)

Nah, coba perhatikan lagi gambar grafik di atas, apa yang bisa anda simpulkan?

Pertama, grafik itu memiliki siklus turun dan naik, artinya setelah grafiknya turun maka selanjutnya pasti akan naik. Dan kemudian setelah grafiknya naik maka selanjutnya pasti akan turun. Begitulah seterusnya. Itulah roda kehidupan.

Jadi artinya adalah, apabila pada hari ini anda menerima rezeki nomplok, artinya siklus grafik penghasilan anda sedang naik. Apa yang akan terjadi kemudian? Anda sudah bisa menebaknya bukan? Ya, berikutnya giliran anda akan mengalami grafik yang menurun. Hal itu bisa berupa keluarga anda sakit dan memerlukan biaya untuk berobat, bisa berupa kendaraan tiba-tiba rusak dan perlu biaya perbaikan, di jalan anda menabrak penjual bakso dan mengharuskan anda mengeluarkan biaya pengganti, dst. Begitulah siklus roda kehidupan.

Nah, orang-orang yang sudah mencapai derajat arif & bijaksana, mereka sudah memahami siklus roda kehidupan tersebut, sehingga mereka mengatur grafik turunnya penghasilan. Caranya adalah dengan bersedekah kepada pengemis, memberikan infaq kepada masjid atau menyantuni anak yatim. Hal-hal tersebut jauh lebih baik daripada mengeluarkan biaya untuk berobat, atau membayar biaya kerusakan dan ganti rugi karena kecelakaan.

Apabila anda mau mendalami hal ini lebih jauh lagi, maka anda dapat belajar berhitung sendiri berapa penghasilan yang anda terima, dan berapa yang harus dibuang menjadi sedekah, infaq atau santunan. Sehingga dengan demikian maka dalam siklus roda kehidupan ini anda sebenarnya bisa membuat grafik penghasilan anda senantiasa menanjak terus ke atas. Karena pengorbanan penghasilan berupa sedekah, infaq dan santunan itu tidak sebanyak jumlah penghasilan rezeki yang dapat anda terima kemudian. Begitulah cara orang arif & bijaksana menyiasati siklus roda kehidupan.

Apabila anda sudah memahami hal ini, maka anda dapat menjadi seorang master dalam kehidupan anda sendiri. (AK)


Diposkan Oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN pada 10.30