Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Rabu, 23 September 2015

Jangan Melampaui Amanat Nabi Sulaiman as

Apabila seluruh bangsa di dunia ini dikumpulkan dan diteliti, maka hanya bangsa inilah yang digdaya dalam mengelola dan mempergunakan jasa dari bangsa jin. Masyarakat Nusantara ini telah unggul dalam mengolah sumber daya jin semenjak dari jaman dahulu kala, jauh melampaui bagsa-bangsa manapun di dunia ini.

Sehingga kalau kita meneliti relief peninggalan purbakala di candi Borobudur dan Panataran maka kita dapat melihat bangsa-bangsa di dunia: dari Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, Mesir dan lainnya tunduk kepada raja di Nusantara ini. Keunggulan bangsa ini dalam menundukan dan mengolah sumber daya jin sudah tersohor ke seantero dunia.

Keris Nagasasra di dalamnya berisi ribuan pasukan jin yang akan membuat pemiliknya menjadi berkharisma, disegani dan ditakuti orang. Raden Kusumadinata dari Sumedang berhasil meredam kemarahan Jend. Daendels dan menjabat tangan dengan tangan kiri, seraya tangan kanannya memegang keris pusaka tersebut.

Kalau anda mengetahui bahwa pesawat supersonik saat ini membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk menempuh jarak Jakarta-Surabaya, maka orang di Jawa dengan kantong macan semenjak dahulu mampu menempuh jarak tadi hanya dalam waktu beberapa menit saja, tentu saja dengan mempergunakan energi jin yang terdapat di dalamnya.

Bangsa ini semenjak jaman Nabi Sulaiman as telah mewariskan kebiasaan untuk menaklukan dan mempergunakan bangsa jin dalam kehidupannya. Tidak ada bangsa lain yang seperti ini.

Saudaraku, agama Islam yang dibawa oleh Rasullullah bermaksud untuk meluruskan perkara ini. Meskipun dalam prakteknya Nabi Sulaiman as mempergunakan bangsa jin dalam pemerintahannya, hal itu disebabkan karena adanya ijin dan tugas dari Allah swt kepada Nabi Sulaiman as kepada bangsa jin tersebut. Nah, kita sebagai orang-orang sesudahnya tidak memiliki tugas dan amanat tersebut, oleh karenanya kita tidak diperbolehkan lagi untuk berhubungan dan bekerja sama dengan bangsa jin.

وَمِنَ الشَّيَاطِينِ مَنْ يَغُوصُونَ لَهُ وَيَعْمَلُونَ عَمَلًا دُونَ ذَٰلِكَ ۖ وَكُنَّا لَهُمْ حَافِظِينَ
"Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah Kami memelihara mereka itu." (QS. Al-Anbiya: 82)

وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ غُدُوُّهَا شَهْرٌ وَرَوَاحُهَا شَهْرٌ ۖ وَأَسَلْنَا لَهُ عَيْنَ الْقِطْرِ ۖ وَمِنَ الْجِنِّ مَنْ يَعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِإِذْنِ رَبِّهِ ۖ وَمَنْ يَزِغْ مِنْهُمْ عَنْ أَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ
"Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala." (QS. Saba': 12)

Jadi bukan semata-mata keinginan dari Nabi Sulaiman untuk memerintah dari sebagian besar bangsa jin melainkan atas dasar perintah Allah swt.

Tahukah anda bahwa sampai dengan saat ini masih banyak sekali para kyai, ulama besar dan pondok-pondok pesantren yang masih mempergunakan dan bekerja sama dengan jin?

Dalam wejangan kepada murid-muridnya, guru menyadarkan kami bahwa manusia itu sebenarnya terdiri bukan saja dari unsur jasmani, tetapi juga ruhani. Jadi sebagian dari manusia itu adalah unsur yang ghaib. Apakah anda pernah menyadari bahwa sebenarnya anda adalah juga mahluk ghaib?

Potensi dan kesempatan yang diberikan oleh Allah swt kepada manusia jauh melebihi bangsa jin. Ingatkah anda dengan cerita Nabi Sulaiman as ingin memindahkan istana ratu Bilqis? Mana yang lebih digdaya, jin Ifrit ataukah Manusia yang memegang Kitab?

قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
"Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (QS. An-Naml: 40)

Memang tidak mudah, akan tetapi kita harus senantiasa meluruskan perkara ini: Jangan melampaui amanat Allah kepada Nabi Sulaiman as. Mari meninggalkan kerja sama dengan bangsa jin karena kita tidak diamanatkan untuk itu. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 11.21