Opini Aktual

Rabu, 25 September 2024

Allah Tidak Menciptakan Kemiskinan

Di dalam kehidupan ini, seringkali sesuatu yang luhur sebenarnya berasal dari pengetahuan yang sederhana yang kita semua sudah memahaminya. Justru rahasia suatu hikmah yang tinggi bisa berasal dari ilmu pemahaman yang sederhana, dan kebanyakan orang sudah mengetahuinya. Jika anda dapat memetik hikmah yang dikandung dalam suatu tulisan yang sederhana, maka hakekatnya itu merupakan suatu rezeki dan pemberian dari Yang Maha Mengetahui.

Para pembaca yang budiman, tahukan anda bahwa Allah swt tidak menciptakan kemiskinan? Justru manusianya itu sendirilah yang karena pikiran dan perbuatannya akhirnya terjerumus kedalam lembah kemiskinan.

Allah swt hanya menganugerahkan kekayaan atau kecukupan kepada manusia. Hal ini sesuai dengan ayat al-Quran berikut ini:

وَاَنَّهٗ هُوَ اَغْنٰى وَاَقْنٰىۙ
“Bahwa sesungguhnya Dialah yang menganugerahkan kekayaan dan kecukupan.” (QS 53:48)

Jadi apabila ada manusia yang terjerumus kedalam lembah kemiskinan, maka sudah pasti hal itu dikarenakan oleh kesalahan pola pikir dan tingkah laku dari manusia tersebut. Oleh sebab itulah maka dalam keadaan miskin, paceklik, ataupun kekeringan, manusia diperintahkan Allah swt untuk memohon ampun kepada Tuhan dan banyak ber-istighfar.

﴾فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا﴿١٠﴾يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا﴿١١
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu’, sesunguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS 71:10-12)

Agar supaya terhindar dari jurang kemiskinan, maka yang harus diperhatikan adalah bahwa Allah swt dalam memberikan rezeki kepada manusia itu selalu cukup. Artinya adalah jumlah penghasilan yang dapat anda terima adalah selalu sama dengan jumlah seluruh kebutuhan anda. Sekali lagi adalah kebutuhan anda, bukan keinginan ataupun kesenangan hawa nafsu anda.

Apabila anda menikmati penghasilan yang anda dapat untuk kesenangan atau keinginan hawa nafsu anda, maka sudah pasti jatah untuk kebutuhan anda akan berkurang. Akhirnya anda harus pinjam atau berhutang untuk memenuhi kebutuhan anda tersebut. Dan begitu seterusnya, sampai anda menyadari bahwa hutang anda sudah terlalu banyak dan anda jatuh kedalam jurang kemiskinan.

Asalkan pola pikir anda tidak tertutup bagi pintu datangnya rezeki, tidak malas-malasan dan mau berikhtiar apa saja, maka insha Allah rezeki yang dapat anda terima akan sama dengan jumlah kebutuhan anda. Itu lah konsep kecukupan dalam hal Allah swt menganugerahkan rezeki kepada manusia.

Jadi rumusnya adalah, jangan menggunakan rezeki yang diperlukan untuk membiayai kebutuhan anda kemudian anda pergunakan untuk hal-hal lainnya, seperti misalnya adalah untuk memenuhi kesenangan anda. Sebab hal itu adalah pintu dari jurang kemiskinan. (AK)


Diposkan Oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN pada 23.30