Opini Aktual

Selasa, 01 Oktober 2024

Ayat Allah pada Diri Manusia

Sering kali kebanyakan dari kita mengira bahwa setelah Allah swt mengutus Nabi Muhammad saw dan menurunkan wahyu al-Quran kepada beliau, Allah swt tidak berbuat apa-apa lagi. Tidak memberi hidayah, tidak memberi petunjuk atau memberi sebuah ilham, pengetahuan dan hikmah rahasia. Kebanyakan dari kita mengira bahwa Allah swt tertidur setelah menurunkan al-Quran.

Tidak demikian halnya. Allah swt tidak tertidur. Dia Yang Maha Kuasa senantiasa memberi petunjuk dan pengetahuan kepada manusia hingga hari ini. Sehingga dengan demikian maka manusia akan semakin mengenal Dia.

Dalam rangka untuk memberikan petunjuk dan tanda-tanda kepada manusia akan kehadiran-Nya, Allah swt menurunkan ayat. Ayat adalah kalimat Tuhan yang disabdakan oleh-Nya dan meninggalkan bekas atau bukti yang dapat dijadikan petunjuk kepada manusia sebagai tanda-tanda keberadaan-Nya.

Nah, Allah swt menurunkan ayat-ayat-Nya di dalam kitab-kitab suci – disebut sebagai ayat-ayat Kauliyah, dan juga menyematkan ayat-ayat-Nya di alam semesta ini dan juga di dalam diri manusia – disebut sebagai ayat-ayat Kauniyah.

سَنُرِيْهِمْ اٰيٰتِنَا فِى الْاٰفَاقِ وَفِيْٓ اَنْفُسِهِمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُ الْحَقُّۗ
اَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ اَنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa (Al-Qur’an) itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS 41:53)

Pada tulisan yang lain, penulis telah memaparkan bagaimana Allah swt memanifestasikan Nama dan Sifat atau Karakter-Nya pada proses dan hasil penciptaan di seluruh penjuru alam semesta ini. Nah, ternyata berdasarkan ayat al-Quran di atas, ayat-ayat Tuhan terdapat bukan hanya pada segenap penjuru alam semesta namun juga di dalam diri manusia. Oleh sebab itulah maka alam semesta disebut juga dengan jagat besar atau agung, dan diri manusia disebut sebagai jagat kecil.

Kedua jagat agung dan jagat kecil tersebut adalah sama, keduanya menyimpan ayat-ayat Tuhan di dalamnya.

Nah, di antara ayat-ayat Allah swt pada diri manusia adalah kedua tangannya. Yang dengan kedua tangan ini, maka manusia dapat melakukan banyak sekali perbuatan, seperti misalnya menulis, membuat kerajinan tangan, mengetik, memasak, memegang, membelai, menangkis dan melemparkan sesuatu, memilah, merawat tubuh, dan sebagainya. Dengan tangannya manusia bisa membuat berbagai macam hal, mulai dari pakaian sampai dengan senjata.

Kedua tangan manusia merupakan perwujudan dari sifat Pengasih (ar-Rahman) dan Penyayang (ar-Rahim) Allah swt. Karena dengan kedua tangan tersebut itulah maka segala perbuatan baik yang dilakukan manusia di muka bumi ini dapat terjadi. Kedua tangan manusia merupakan ayat Allah swt yang berupa kalimat BismillahiRahmaniRahim.

Oleh sebab itulah maka setiap kali memulai suatu perbuatan baik, kita diajarkan untuk membaca kalimat Bismillahirahmanirahim terlebih dahulu. Karena memang pada hakikatnya, kedua tangan kita yang akan dipergunakan untuk melakukan perbuatan baik adalah kalimat Bismillahirahmanirahim tersebut. Dan bukan hanya manusia, bahkan Allah swt sendiri pun mengawali setiap bacaan surat dalam al-Quran dengan kalimat Bismillahirahmanirahim.

Coba perhatikan bahwa jumlah suku kata dalam kalimat Bismillahirahmanirahim berkesesuaian dengan jumlah jari kedua tangan manusia.

Di dalam al-Quran, setiap perbuatan manusia direpresentasikan dengan perbuatan kedua tangannya, karena memang hampir seluruh isi perbuatan manusia melibatkan kedua tangannya. Berikut ini adalah contoh ayat al-Quran tentang hal itu.

نَّآ اَنْذَرْنٰكُمْ عَذَابًا قَرِيْبًا ەۙ يَّوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُوْلُ الْكٰفِرُ يٰلَيْتَنِيْ كُنْتُ تُرٰبًاࣖ
“Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kamu akan azab yang dekat pada hari (ketika) manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya dan orang kafir berkata, “Oh, seandainya saja aku menjadi tanah.” (QS 78:40)

Dan bahkan bukan hanya manusia, Allah swt sendiri pun meng-analogi-kan perbuatan Diri-Nya dengan mempergunakan kedua tangan-Nya. Padahal kita semua memahami bahwa Allah swt tidak memiliki tangan sebagaimana halnya makhluk.

قَالَ يٰٓاِبْلِيْسُ مَا مَنَعَكَ اَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّۗ اَسْتَكْبَرْتَ اَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِيْنَ
“(Allah) berfirman, “Wahai Iblis, apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada yang telah Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku? Apakah kamu menyombongkan diri ataukah (memang) termasuk golongan yang (lebih) tinggi?” (QS 38:75)

Maksud dari tulisan ini adalah agar supaya kita menyadari dan mengikhlaskan kedua belah tangan kita pada hakikatnya adalah kalimat Bismillahirahmanirahim. Sehingga apa pun perbuatan baik yang kita lakukan adalah merupakan manifestasi dari ayat Allah tersebut, bukan dari manusia. Sehingga kita menjadi lebih bijak dan lebih sadar bahwa setiap perbuatan manusia di muka bumi ini tidak lepas dari kalimat Allah swt.

La hawla wa la quwata illa billah, artinya tidak ada daya upaya, termasuk perbuatan kedua tangan kita, kecuali dengan kekuatan Allah swt.

Ini adalah merupakan bagian dari ajaran agama Islam, yaitu agama dari orang-orang yang berserah diri kepada Allah swt.

Demikianlah seharusnya seorang muslim memandang kedua tangannya, yaitu bagian dari kalimat Tuhan Bismillahirahmanirahim. Oleh karena ayat Tuhan itu bersifat abadi, maka kedua tangan tersebut tadi tidak akan rusak atau binasa.

Sebaliknya orang-orang non-muslim mereka memiliki pandangan dan pemahaman yang berbeda. Mereka tidak menganut agama yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mereka memandang kedua tangannya hanyalah seonggok daging, tulang dan darah yang dibalut oleh kulit. Sehingga dengan demikian maka setelah kematian, kedua tangan tersebut akan membusuk, rusak dan binasa.

Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku. (AK)


Diposkan Oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN pada 21.55