Sabtu, 19 Oktober 2024
Bagaimana Rezeki Mudah Didatangkan?
Di dalam kehidupan ini, sering kali sesuatu yang luhur sebenarnya berasal dari pengetahuan yang sederhana yang kita semua sudah memahaminya. Justru rahasia suatu hikmah yang tinggi bisa berasal dari ilmu pemahaman yang sederhana, dan kebanyakan orang sudah mengetahuinya. Jika Anda dapat memetik hikmah yang dikandung dalam suatu tulisan yang sederhana, maka pada hakikatnya itu merupakan suatu rezeki dan pemberian dari Yang Maha Mengetahui.
Berbicara masalah rezeki, maka dalam kehidupan nyata kita melihat ada orang yang mudah sekali mendapatkan rezekinya, sehingga mudah sekali bagi orang tersebut untuk menjadi kaya raya. Sebaliknya, banyak dari orang-orang lainnya yang terasa sangat sulit sekali memperoleh rezeki berupa uang misalnya, sehingga kehidupannya senantiasa dalam keadaan pas-pasan atau bahkan sangat miskin.
Apa yang membedakan seseorang tersebut? Mengapa besarnya rezeki yang diterima oleh seseorang bisa berbeda dengan orang lainnya? Faktor apakah yang membedakannya?
Para pembaca yang budiman, cara Allah swt mendatangkan rezeki itu bermacam-macam. Akan tetapi pada normalnya, rezeki itu datang dari hasil kumulatif perilaku seluruh masyarakat. Misalnya saja contohnya, pada suatu tempat dan pada suatu waktu Allah swt menempatkan suatu sinar istimewa yang bisa mempengaruhi perilaku masyarakat. Sinar tersebut ditempatkan-Nya pada suatu batu permata. Nah, kemudian setelah itu, hampir seluruh masyarakat tiba-tiba saja tergerak untuk menyukai batu permata, yang pada akhirnya menjadi tren. Rezeki datang kepada penjual batu permata. Ini adalah peristiwa yang terjadi pada tahun 2014-2015 yang lalu ketika banyak orang menggemari batu akik.
Jadi kesimpulannya adalah bahwa rezeki akan datang kepada kita, apa bila ada sinar gaib istimewa dari Allah swt tadi memancar dari dalam diri kita. Nah, sinar gaib terebut bernama Kharisma.
Apakah itu Kharisma? Kharisma adalah sinar gaib yang terpancar dari seseorang yang datang dari Allah swt.
Dengan Kharisma, maka perilaku dan pikiran masyarakat luas bisa dipengaruhi dan diarahkan. Misalnya saja kharisma yang terpancar pada diri Soekarno dahulu, dia bisa menggerakkan lebih dari 68 juta penduduk Indonesia saat itu. Mohandas Karamchand Gandhi atau Mahatma Gandhi bisa menggerakkan lebih dari 340 juta penduduk India saat itu untuk melakukan gerakan perlawanan terhadap kolonialisme Inggris.
Seseorang yang memiliki kharisma, maka dia akan dapat mempengaruhi pikiran dan perilaku masyarakat luas, sehingga aktivitas masyarakat tersebut akan mengarahkan datangnya rezeki kepada diri seseorang tadi. Sehingga akan mudah bagi orang tersebut untuk mendatangkan uang dan menjadi kaya raya apabila dia memiliki kharisma.
Bagaimana cara mendatangkan kharisma?
Cara pertama untuk dapat membangkitkan kharisma dari dalam diri yaitu: Yakin dan banyak berzikir (hati dan pikiran fokus pada kehadiran dan keberadaan Hidup di dalam diri, kemudian menempelkan Hidup itu kepada Rahsa Yang Memberi Rezeki di dalam diri, sehingga kharisma rezeki di dalam diri kita akan bangkit dan memancar keluar dalam bentuk kharisma.
Cara kedua adalah dengan banyak menziarahi tokoh atau wali yang memiliki kharisma tersebut, karena ternyata kharisma itu tidak hilang dan tidak ikut mati. Dengan banyak menziarahi makamnya, diharapkan bahwa sebagian kecil dari kharisma yang tertinggal bisa menempel ke dalam diri.
Apakah kharisma bisa mati? Jawabannya adalah tidak. Seseorang yang memiliki kharisma bisa mati, akan tetapi kharismanya akan tetap hidup, karena kharisma berasal dari sinar Allah swt dan sinar Allah swt tidak pernah mati, senantiasa hidup sepanjang masa.
Contohnya adalah kharisma Soekarno tetap hidup, meskipun jasad Soekarno sudah mati. Anak dan keturunannya dihormati dan disegani oleh masyarakat luas karena pengaruh kharisma dari Soekarno masih ada. Contoh lainnya adalah kharisma dari Jawaharlal Nehru, perdana menteri India pertama. Meskipun jasadnya mati di tahun 1964, namun kharismanya masih tetap ada dan melekat kepada putrinya Indira Gandhi (perdana menteri India 1966-1977 dan 1980-1984), lalu kepada cucunya Rajiv Gandhi (perdana menteri India 1984-1989), lalu kepada cicitnya Rahul Gandhi (presiden kongres nasional India 2013-2017).
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُۗ
“Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Hidup Kekal lagi Maha Mengurus (makhluk-Nya) secara terus-menerus.” (QS 3:2)
Jadi dengan demikian kharisma itu bisa dibangkitkan dari dalam diri kita sendiri, atau bisa juga menempel atau terpengaruh dari orang lain. Terserah Anda ingin menempuh cara yang mana dalam hal mendapatkan kharisma tersebut.
Arah perjalanan rezeki adalah sama dengan arah pengaruh kharisma yang bisa menggerakkan aktivitas dan perilaku makhluk hidup. Rezeki yang kita terima berupa uang misalnya, adalah hasil dari arah aktivitas dan perilaku manusia seluruhnya yang pada akhirnya akan bermuara dengan mendatangkan uang kepada kita. (AK)
Diposkan Oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN pada 14.15