Rabu, 27 November 2024
Taktik Iblis dalam Menyesatkan Manusia
Para pembaca yang budiman, akhir-akhir ini mungkin Anda sekalian sering kali mendengar berita yang sangat memprihatinkan. Misalnya saja ada seorang oknum pimpinan pesantren yang melecehkan santrinya, dan bukan hanya satu tetapi banyak sekali korbannya. Ada guru mengaji yang mencabuli murid wanitanya sendiri. Ada seorang pengajar pondok pesantren yang sampai menghamili muridnya sendiri di luar pernikahan yang sah. Ada seorang yang mengaku sebagai ulama tetapi berbuat selingkuh.
Jadi kalau di masa yang lalu hanya preman, begal atau penjahat saja yang melakukan hal-hal keji terhadap wanita, namun di masa kini bahkan santri, pengajar atau pimpinan pondok pesantren pun dapat melakukan hal yang sekeji itu terhadap perempuan. Apa yang sebenarnya terjadi? Ada apa ini?
Para pembaca yang budiman, marilah kita menengok jauh ke belakang ke awal mula semua kisah perjalanan hidup manusia di muka bumi ini di mulai.
Pada zaman dahulu kala, bumi ini selain dihuni oleh masuk-masuk yang kasat mata, seperti flora dan fauna, maka dalam dimensi yang lain, bumi ini juga dihuni oleh makhluk-makhluk yang tak kasat mata seperti jin, malaikat dan makhluk-makhluk lainnya sebelum manusia.
Nah, pada suatu ketika Allah swt menginginkan untuk menciptakan makhluk baru yang akan menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi ini. Maka diciptakanlah Adam as dari tanah liat yang dibentuk lalu ditiupkan Roh ke dalamnya.
فَاِذَا سَوَّيْتُهٗ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِيْ فَقَعُوْا لَهٗ سٰجِدِيْنَ
“Maka Apabila Aku telah menyempurnakan (penciptaan)-nya dan meniupkan roh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, tunduklah kamu kepadanya dalam keadaan bersujud.” (QS 38:72)
Semua malaikat bersujud, kecuali iblis. Dia membangkang dan menyombongkan diri karena dia diciptakan dari api sedangkan Adam dari tanah liat. Maka terkutuklah iblis dan diusir dari kebun Eden dalam keadaan yang hina. Hingga iblis bersumpah bahwa kelak ia akan menyesatkan anak cucu keturunan Adam dari jalan yang lurus.
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ
“(Iblis) berkata, “Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (QS 38:82)
Itulah sumpah iblis yang dilakukannya sampai hari kiamat nanti kepada kita manusia.
Lalu bagaimanakah caranya iblis menyesatkan manusia? Yang dilakukan iblis adalah dengan cara menggoda para ulama dan tokoh agama manusia. Dimulai dari zaman dahulu ketika Samiri menyesatkan pengikut Musa as dengan anak sapi. Lalu para ulama-ulama dan ahli kitab Yahudi sepeninggal Musa as, mereka menyelewengkan ayat-ayat Allah sesuai dengan kehendak dan hawa nafsu mereka.
Begitu juga kemudian yang terjadi kepada pengikut-pengikut nabi Isa as sepeninggal beliau. Pada 325 tahun setelah wafatnya Isa as, para ulama dan pemuka agama Nasrani mengadakan suatu konsili di kota Nicea, yang kemudian sepakat untuk menganggap bahwa Isa itu adalah Tuhan beserta dengan Allah dan Roh kudus dalam suatu keyakinan yang disebut Trinitas.
Lalu bagaimana mungkin ulama dan ahli agama tersebut dapat disesatkan oleh iblis? Caranya adalah dengan memanfaatkan wanita, sehingga para ulama dan ahli agama Yahudi serta Nasrani tersebut menyeleweng dari jalan yang lurus.
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا،
وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بْنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاء
“Sesungguhnya dunia ini manis dan indah. Dan sesungguhnya Allâh menguasakan kepada kalian untuk mengelola apa yang ada di dalamnya, lalu Dia melihat bagaimana kalian berbuat. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita, karena fitnah yang pertama kali terjadi pada Bani Israil adalah karena wanita.” (HR Muslim dan Ahmad)
Anda masih ingat bagaimana kisah Adam tergelincir dari taman Eden karena mendekati pohon Quldi? Tidak lain adalah karena bujuk rayuan wanita, istrinya sendiri yaitu Hawa. Anda masih ingat kisah tentang nabi Yusuf as mengapa sampai beliau dijebloskan ke dalam penjara? Tidak lain adalah karena tipu daya wanita.
فَلَمَّا رَاٰ قَمِيْصَهٗ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ قَالَ اِنَّهٗ مِنْ كَيْدِكُنَّۗ اِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيْمٌ
“Maka, ketika melihat bajunya (Yusuf) koyak di bagian belakang, dia (suami perempuan itu) berkata, “Sesungguhnya ini adalah tipu dayamu (hai kaum wanita). Tipu dayamu benar-benar hebat.” (QS 12:28)
Berikut ini adalah daftar nama-nama tokoh yang kariernya hancur oleh karena jerat wanita. Mantan Presiden Israel Moshe Katsav melecehkan staf wanitanya, Bill Clinton dituduh melecehkan wanita pegawai magang gedung putih, Silvio Berlusconi, Perdana Menteri Italia berselingkuh dengan beberapa wanita model, artis dan presenter televisi, Thomas Jefferson presiden ke-3 AS ini dituduh memiliki selir, sampai dengan skandal wanita dengan salah seorang ketua badan komisi di negeri ini, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Para pembaca yang budiman, tidak ada yang baru di muka bumi ini. Sejarah senantiasa akan berulang-ulang. Demikian juga halnya dengan taktik yang dipergunakan oleh iblis dalam menyesatkan manusia. Dia akan mengulangi taktik yang pernah dijalankan sebelumnya, yaitu memanfaatkan wanita untuk menyesatkan manusia.
Jadi terjawab sudah pertanyaan di awal tulisan ini. Taktik iblis dalam menyesatkan manusia adalah dengan cara menyesatkan para ulama dan pemuka agamanya terlebih dahulu, dengan memanfaatkan wanita. Hal inilah yang terjadi pada Adam as, yang terjadi pada kaum bani Israel, yang terjadi pada kaum Nasrani, dan yang akhirnya juga terjadi pada umat Islam.
Sekilas contoh dari taktik iblis melalui para oknum ulama Islam adalah fatwa bahwa syarat bagi seorang istri untuk dapat masuk surga adalah merelakan suaminya melakukan poligami. Atau fatwa yang menyatakan bahwa seorang istri makruh hukumnya apabila tidur mengenakan pakaian dalam. Memiliki istri lebih dari satu adalah Sunah. Berhubungan suami istri di malam Jumat adalah Sunah (padahal malam Jumat itu seharusnya dipergunakan untuk beribadah kepada Allah swt).
Dengan demikian kita harus berhati-hati dalam memilih dan memilah mana ulama yang sebenarnya dan mana ulama yang palsu. Tidak semua orang yang mengaku ahli agama adalah ulama sejati. Jadi waspadalah. (AK)
Diposkan Oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN pada 14.35