Senin, 2 Desember 2024
Haluan Politik dalam Islam
Tahukah Anda bahwa Allah swt memang sengaja menciptakan manusia itu berbangsa-bangsa dengan berlainan adat, suku dan agamanya, agar supaya kita semua ini saling mengenal dan saling menghormati satu sama lainnya. Mengapa? Karena pada hakekatnya kita semua ini adalah keturunan dari satu laki-laki dan wanita yang sama, yaitu Adam as dan Hawa.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ
اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.” (QS 49:13)
Tidak ada keinginan Tuhan untuk membuat seluruh manusia menjadi satu agama yang sama, demikian juga menjadikan seluruh manusia untuk tunduk pada aturan agama yang sama. Ynag paling mulia dari semua manusia adalah dia yang paling tunduk kepada Tuhannya.
Lalu, akhir-akhir ini muncul di berbagai negara termasuk Indonesia, beberapa gelintir dari kalangan umat Islam mendirikan partai Islam. Bagaimanakah sebenarnya Islam mengatur dan mengajarkan haluan politik umat Islam?
Yang diajarkan oleh Islam dalam hal berpolitik adalah menjunjung tinggi akhlak yang mulia, agar supaya masyarakat dalam suatu bangsa berakhlak mulia. Diantara akhlak yang mulia tersebut adalah menjaga persatuan dan kerukunan antar umat. Tidak memecah belah atas dasar alasan perbedaan keyakinan dan agama.
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاۖ وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً
فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ
فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
“Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (QS 3:103)
Selain itu Islam juga mengajarkan agar umatnya mengajak dan menganjurkan untuk berbuat kebajikan, bukan berbuat permusuhan dan pertikaian.
وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًاۗ
اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Bagi setiap umat ada kiblat yang dia menghadap ke arahnya. Maka, berlomba-lombalah kamu dalam berbagai kebajikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS 2:148)
Dalam hal berpolitik dan membuat suatu kebijakan, Islam mengajarkan metode bermusyawarah, sehingga tidak terjadi tirani dan kesewenang-wenangan pihak moyoritas terhadap pihak minoritas. Semua aspirasi dan keinginan dari semua pihak terwakili secara proporsional dan harmonis. Bahkan sampai dengan Allah swt mengabadikan pentingnya musyawarah ini menjadi nama salah satu surat dalam al-Quran, yaitu as-Syura yang berarti ‘Musyawarah’.
وَالَّذِيْنَ اسْتَجَابُوْا لِرَبِّهِمْ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَۖ وَاَمْرُهُمْ شُوْرٰى بَيْنَهُمْۖ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۚ
“Dan orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka. Mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS 42:38)
Itulah dia beberapa dari pokok-pokok ajaran Islam dalam hal haluan politik, diantaranya adalah menjaga persatuan dan kerukunan antar umat, berbuat dan menganjurkan kebaikan serta memutuskan tiap-tiap sesuatu secara musyawarah. Kesemuanya itu adalah dalam rangka mengajarkan manusia untuk memiliki akhlak yang mulia.
Islam tidak mengajarkan kampanye hitam, menfitnah dan menyerang lawan politik, menghasut dan menyebarkan kebencian, karena hal-hal tersebut bukanlah merupakan akhlak yang terpuji dan sangat dilarang dalam ajaran Islam. Terhadap umat atau golongan masyarakat lain yang memiliki orientasi dan haluan politik yang berbeda, Islam mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menjaga keutuhan persatuan.
Tanpa persatuan, maka tidak akan tercipta sebuah bangsa yang kuat dan kokoh. Contohnya adalah negara Palestina, struktur politik masyarakatnya terpecah belah dalam aliran politik yang menginginkan negara berdasarkan syariat Islam, ada lagi yang berhaluan kebangsaan, berhaluan sosialis dan bahkan ada yang berhaluan komunis. Kesemuanya itu saling bertikai dan tidak bersatu, sehingga akibatnya negara Palestina tidak kuat dan kokoh. Mudah sekali dihancurkan oleh bangsa Israel.
Selain itu, Islam juga tidak pernah mengajarkan agar umatnya menjadi pengkhianat. Membentuk partai politik berbasis Islam, kemudian mengatur rencana untuk menggulingkan kekuasaan, lalu merebut kekuasaan itu dan kemudian mendirikan negara Islam.
Pada hari ini, tidak ada seorang pun atau suatu partai apapun yang berhak mengklaim dirinya sebagai representasi dari Islam. Islam adalah milik Allah dan Rasulnya, selain itu adalah persepsi dan pemahaman umat Islam yang berbeda-beda, dan kita diperintahkan untuk saling menghormati. (AK)
Diposkan Oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN pada 17.25