Kamis, 5 Desember 2024
Kebersihan Sebagian Dari Iman
Apakah Anda pernah mendengar tentang kalimat tersebut di atas? Kebersihan adalah sebagian dari Iman merupakan kata-kata yang diambil dari hadis Nabi berikut ini:
عَنْ أَبِيْ مَالِكٍ اْلاَشْعَرِىالطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ
“Dari Abi Malik: kebersihan itu adalah setengah dari iman.” (HR Ahmad, Muslim dan Tirmidzi).
Tentu saja kalimat tersebut mengisyaratkan bahwa kebersihan adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia, oleh sebab itu Nabi saw menyatakan bahkan kebersihan itu adalah setengah dari iman.
Akan tetapi pada hari ini, hadis tersebut tidak memiliki korelasi langsung antara kebersihan dengan iman. Mengapa? Karena ternyata negara yang dinilai paling bersih justru merupakan negara dengan penduduk mayoritas adalah non-muslim atau atheis, dan sebaliknya negara yang dianggap paling kotor justru merupakan negara yang berpenduduk mayoritas muslim.
Kebersihan suatu negara dinilai berdasarkan indeks EPI (Environmental Performance Indeks) yang dikembangkan oleh Universitas Yale dan Universitas Columbia bekerja sama dengan yang World Economic Forum dan Joint Research Center dari Komisi Eropa. Pada tahun 2022, indeks EPI tertinggi sebesar 77,9 dari 100 adalah negara Denmark dengan penduduk mayoritas beragama Kristen dan Atheis, sedangkan negara dengan indeks EPI yang paling rendah sebesar 23,1 adalah Bangladesh dengan penduduk mayoritas beragama Islam.
Di Asia Tenggara sendiri di tahun 2022, Indonesia memiliki indeks EPI sebesar 28,2 dan negara lainnya seperti Malaysia memiliki indeks EPI 35 dan Filipina sebesar 28,9. Jadi pada hari ini kebersihan suatu negara tidak memiliki korelasi dengan tingkat keimanan masyarakatnya, akan tetapi kebersihan bergantung dari budaya penduduknya.
Budaya kebersihan penduduk suatu negeri bisa juga ditingkatkan melalui pendidikan dasar, misalnya di Jepang anak-anak sekolah dasar telah dididik untuk menerapkan kebersihan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap anak diajarkan untuk membawa plastik di dalam tas sekolah mereka untuk tempat sampah yang dihasilkan oleh anak tersebut selama bersekolah. Akibatnya hasil dari pendidikan seperti itu menjadikan Jepang menjadi salah satu negeri paling bersih di Asia.
Apa yang diajarkan oleh al-Quran tentang masalah kebersihan ini? Al-Quran mengajarkan bahwa kebersihan itu harus dimulai dari diri sendiri. Setiap orang diajarkan untuk membersihkan diri mereka, seperti misalnya dengan cara berwudu sebelum salat menggunakan air yang suci.
اِذْ يُغَشِّيْكُمُ النُّعَاسَ اَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لِّيُطَهِّرَكُمْ بِهٖ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ
رِجْزَ الشَّيْطٰنِ وَلِيَرْبِطَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْاَقْدَامَۗ
“(Ingatlah) ketika Allah membuat kamu mengantuk sebagai penenteraman dari-Nya dan menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu, menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu, dan menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu.” (QS 8:11)
Sampai dengan hari ini, jargon umat Islam ‘Kebersihan adalah sebagian dari iman’ masih sebatas kalimat yang indah, akan tetapi belum dipraktikkan dalam kehidupan nyata. Sehingga kita masih melihat kota-kota dan negara-negara yang dihuni oleh mayoritas umat Islam kotor. Mengapa? Karena sebagian besar dari ajakan untuk menjaga kebersihan tersebut hanyalah berupa ceramah, bukan dari suatu contoh teladan yang mudah untuk ditiru umat.
Itulah mengapa kita dapat menyimpulkan bahwa Kebanyakan dari tokoh agama dalam umat Islam adalah penceramah, bukan ulama. (AK)
Diposkan Oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN pada 01.35