Opini Aktual

Jumat, 6 Desember 2024

Bagaimana Islam Mengajarkan Kebersihan Lingkungan?

Islam mengajarkan bahwa kebersihan adalah sangat penting, dan kebersihan tersebut harus bermula dari diri sendiri. Bahkan kunci diterimanya atau sahnya salat seseorang adalah apabila dia membersihkan dirinya sendiri terlebih dahulu (wudu terlebih dahulu).

مِفْتاَحُ الصَّلاَةِ الطُّهُوْرُ
“Kunci (diterimanya atau sahnya) shalat adalah bersuci.” (HR Tirmidzi, Ahmad, al-Baihaqi, Hakim, Ibnu Majah, ad-Daruquthni, dan ad-Darimi).

Selain itu masih banyak lagi ayat-ayat al-Quran dan hadis Nabi saw yang mengajarkan keharusan dan tata cara membersihkan diri, lingkungan termasuk juga merawat alam semesta.

Tempat yang tidak bersih akan ditempati oleh makhluk yang kotor, seperti misalnya serangga dan binatang yang menjijikkan, bahkan termasuk pula makhluk lainnya yang tidak kasat mata. Banyak sekali makhluk halus seperti jin dan siluman yang menyukai tempat-tempat yang kotor, baik di rumah maupun di lingkungan.

Islam adalah agama yang ditujukan sebagai rahmat bagi alam semesta, sebagaimana yang dicantumkan di dalam al-Quran berikut ini menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw diutus ke muka bumi ini untuk membawa rahmat bagi alam semesta.

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
“Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS 21:107)

Akan tetapi sayangnya ajaran yang mulia ini tentang kebersihan dan menjaga lingkungan hidup tidak dilaksanakan oleh kebanyakan umat Islam. Hal ini terbukti bahwa pada hari ini justru negara-negara dengan penduduk mayoritas umat Islam adalah negara-negara yang kotor dan alam lingkungannya rusak.

Indeks polusi udara terburuk di dunia adalah Bangladesh, Pakistan dan Tajikistan. Indonesia sendiri termasuk peringkat 14 terburuk di dunia dalam hal polusi udara. Sedangkan negara dengan polusi udara terbaik di dunia adalah Denmark, Luksemburg, Swiss dan Inggris.

Bukan hanya udara, bahkan hutan di Indonesia pun dirusak. Berdasarkan data setiap harinya sekitar 50 hektar hutan di Indonesia mengalami kerusakan oleh tangan manusia. Artinya setiap hari seluas 70 lapangan sepakbola, hutan di Indonesia rusak.

Sungai-sungai di Indonesia pun hari ini dalam keadaan tercemar. Mengutip data dari Badan Pusat Statistik, sekitar 46% sungai di Indonesia tercemar berat, 32% tercemar agak berat, 14% tercemar sedang dan 8% tercemar ringan. Artinya 100% sungai di Indonesia adalah sungai tercemar.

Hal tersebut inilah yang menjadikan salah satu akibat dari banyaknya bencana terjadi di Indonesia. Tahun lalu ada hampir 5 ribu kejadian bencana terjadi di Indonesia, mulai dari banjir, tanah longsor, gunung meletus sampai dengan gempa bumi.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS 30:41)

Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa kebanyakan dari umat Islam saat ini adalah tidak berada di jalan yang benar. Kebanyakan dari umat Islam saat ini belum tergolong orang-orang yang benar-benar beriman.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Penyebabnya ada banyak sekali faktor. Salah satu di antaranya adalah karena kebanyakan ulama dan ustadz lebih menekankan pada ceramah dan kajian, bukan pada contoh teladan dan aksi nyata.

Sekali lagi, pada hari ini Indonesia dalam keadaan darurat ulama dan ustadz yang mampu memberikan contoh teladan, bukan yang hanya mampu berceramah dan membuat fatwa ‘ngawur’. (AK)


Diposkan Oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN pada 00.45