Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Minggu, 1 November 2015

Hari Ketika Allah Meridhoi Islam Menjadi Agamamu

Pada waktu itu ketika Rasullullah saw menjalankan wuquf di padang Arafah, sebuah ayat al-Qur’an turun dan dimasukan kedalam surat al-Maidah ayat 3:
الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلاَ تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِي الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ
دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمْ الإِسْلاَمَ دِينًا

“...... Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah kuridhoi Islam itu jadi agama bagimu...” (QS 5:3)

Setahun sebelumnya Rasullullah dan umat Islam tidak bisa menunaikan ibadah haji karena dihalang-halangi oleh kaum musyrikin di kota Mekkah. Akan tetapi saat itu Mekkah telah ditaklukan, Ka’bah dan Masjidil Haram telah dibersihkan dari berhala dan kaum musyrikin tidak bisa lagi memasuki kota Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Sehingga pada hari itu, telah sempurnalah Kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada umat Islam, baik itu Nikmat yang bersifat nyata/zahir, maupun nikmat yang bersifat bathin.

Banyak sekali orang telah salah dengan menyangka bahwa ini adalah ayat yang terakhir diturunkan. Bukan. Ayat yang terakhir diturunkan adalah QS 2:281 yang turun 6 malam sebelum Rasullullah wafat.

Dengan turunnya Surat al-Maidah ayat 3 tersebut, maka Allah menyatakan bahwa secara umum dan garis besar agama Islam yang mencakup: Syariat, Aqidah, Keimanan dan Tauhid Islam telah sempurna diturunkan.

Allah menyatakan kepada seluruh manusia, baik itu orang atheis yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan maupun kepada orang-orang yang beriman teguh kepada Allah, bahwa Tuhan alam semesta ini meridhoi Islam (aturan syariat dan aturan hidup) untuk dijadikan agama yang dipeluk manusia.

Dengan berlalunya zaman abad demi abad, dan keadaan saat ini yang jauh berbeda dengan zaman ketika Nabi Muhammad saw hidup dahulu, maka diperlukan ulama yang mewarisi fungsi nabi untuk menjelaskan, menerangkan dan membimbing umat Islam agar tetap berpegang pada sendi utama agama Islam.

Surat al-Maidah ayat 3 tidak berarti bahwa manusia tidak memerlukan lagi ulama pewaris nabi, tidak berarti juga bahwa manusia tidak perlu lagi untuk berhubungan langsung dengan Allah swt. Justru sebaliknya, kita memerlukan bimbingan orang-orang tersebut sebagai tali yang kuat yang dapat menghubungkan kita kepada Allah swt, dalam rangka menyempurnakan agama yang kita jalani. Di zaman ketika al-Qur’an bisa ditafsirkan oleh siapa saja dengan tujuan untuk apa saja, demikian juga hadits bisa diciptakan, dirubah ataupun ditafsiri dengan semaunya oleh siapa saja, hanya dengan berpegang pada tali Allah yang kuat, para ulama pewaris nabi sajalah maka kita tidak akan tersesat.

Sejarah telah membuktikan bahwa meskipun negeri ini telah dijajah ratusan tahun lamanya, dirampas hak-haknya dan dibodohi dan ditipu oleh penjajah, selama umat Islam berpegang teguh kepada tali Allah yang kuat maka tidak ada cara bagi orang kafir untuk bisa mengalahkan agama Islam. Dia mungkin redup sebentar, tetapi begitu keadaan membaik maka dia akan muncul kembali sebagai cahaya terang yang kemilau. Sebagaimana dinyatakan Allah dalam surat al-Maidah ayat 3 tadi: “Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu.”

Sepanjang sejarah, tidak pernah ditemukan satu cara sekalipun bagi orang-orang kafir untuk dapat mengalahkan agama Islam. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 12.55