Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Selasa, 3 November 2015

Tauhid: Syarat Sah Beragama Islam

Bagi kebanyakan dari kita, memeluk agama Islam adalah lantaran orang tua dan kakek buyut kita beragama Islam. Sehingga mereka mewariskan agama tersebut kepada kita semenjak kita kanak-kanak dahulu. Tanpa ada proses pencarian, tanpa ada proses pembelajaran dan penetapan keyakinan terlebih dahulu.

Akibatnya adalah sebagian besar umat Islam di Indonesia saat ini memeluk agama Islam dalam hal ritual ibadahnya, dimulai dari sholat, puasa membayar zakat dan pergi haji. Ritual agama Islam tersebutlah yang diwariskan oleh orang tua kita kepada keturunannya.

Iman dan Tauhid itu sendiri tidak mungkin bisa diwariskan, karena keimanan adalah keyakinan pribadi yang tertancap kuat hasil dari pembelajaran dalam hidup. Keyakinan tersebut merupakan akumulasi dari keseluruhan proses perjalanan hidup manusia dan hubungannya dengan Allah.

Apabila praktek kehidupan beragama kita hanya diwarnai oleh ritual ibadah sebagaimana yang didefinisikan dalam Rukun Islam itu, maka ritual tersebut tidak akan ada artinya apabila tidak dilandasi oleh Iman. Tauhid atau Keimanan yang kuat kepada Allah swt adalah dasar dari agama. Tanpa dilandasi oleh Tauhid atau Iman kepada Allah, maka ritual ibadah yang dilaksanakan tidak mempunyai nilai apa-apa.

Jadi dasar beragama Islam yang paling utama adalah Keimanan yang kokoh Kepada Allah, Tauhid. Bukan mengucapkan dua kalimat syahadat, karena mengucapkan dua kalimat syahadat bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan oleh seekor burung beo.

Bersumpah dan mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang ataupun burung beo. Sumpah dan ikrar tersebut diucapkan bukan saja oleh mulut, tapi juga oleh segenap perasaan dan jiwa.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa hanya orang beriman sajalah yang benar-benar dapat memeluk agama Islam secara sempurna, yang oleh karenanya maka Allah ridho dan mencukupkan nikmatnya.

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمْ الإِسْلاَمَ دِينًا
“......Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah kuridhoi Islam itu jadi agama bagimu...” (QS 5:3)

Kata ‘kamu’ dalam ayat tersebut adalah ditujukan kepada orang-orang yang beriman.

Sebagian besar penduduk negeri ini banyak sekali yang menjalankan ritual sholat, puasa dan membayar zakat. Jumlah kuota jamaah hajipun setiap tahunnya terus meningkat. Akan tetapi sayang, jumlah orang yang beriman dan bertauhid kepada Allah sedikit sekali. Sehingga ritual ibadah yang dilakukan sedemikian banyaknya itu tidak ada artinya apa-apa di hadapan Allah.

Akibatnya adalah negeri ini ditimpa azab dari segala penjuru: pada saat musim kemarau banyak yang kekeringan dan ditimpa bencana kabut asap. Sebaliknya pada musim hujan banyak daerah yang kebanjiran. Banyak penceramah tetapi lebih banyak lagi kasus korupsi, sehingga negeri morat-marit tidak karuan.

Saudaraku, mumpung masih ada kesempatan, mari kita bertaubat kepada Allah. Mari kita beriman dengan sungguh-sungguh kepada Allah. Mudah-mudahan Allah mengampuni kita semua dan meridhoi kita. Keridho-an Allah: itulah se-sempurna-sempurnanya kenikmatan. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 23.15