Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Senin, 21 Desember 2015

Surat Buat Pak Ustadz

Surat buat pak Ustadz dari salah satu orang tua murid:
Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Pak UStadz yang saya hormati, hari ini saya menitipkan anak bungsu saya untuk mendapatkan pendidikan di TPA yang Pak Ustadz kelola. Berikut ini adalah pesan dari saya selaku orang tua dari siswa tersebut.

Pertama-tama kami mengharapkan agar anak kami itu ditanamkan nilai-nilai kejujuran, keteguhan hati, disiplin dan rasa hormat yang tinggi kepada orang yang lebih tua. Agar supaya nanti kalau sudah dewasa dia akan menjadi anak yang jujur, berani, tangguh dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Hal tersebut adalah lebih penting dibandingkan dengan mengajarkan membaca al-Quran, tajwid al-Quran atau menghafal al-Quran.

Biarlah nanti akan saya pesankan saja kepada anak saya itu untuk membuka al-Quran dari CD atau program al-Quran di komputer saja apabila sudah dewasa nanti hendak belajar atau merujuk pada suatu ayat tertentu.

Mengajarkan al-Quran kepada anak kecil seusia anak saya itu akan membuatnya menjadi orang yang pintar untuk membolak-balik ayat-ayat Allah saja saat nanti dewasa. Saya khawatir dia hanya pandai untuk mengucapkan dan mengobral ayat-ayat al-Quran tanpa mampu memahami apalagi mengamalkan nilai dan isi kandungannya. Sebagaimana yang terjadi pada kebanyakan orang di negeri ini sekarang, dimana jumlah koruptor dan penjahatnya makin hari semakin meningkat jumlahnya.

Mohon jangan ajari anak saya untuk mengenakan pakaian takwa atau baju koko seperti yang banyak dibiasakan oleh kebanyakan orang saat ini. Pakaian takwa itu bukan terbuat dari bahan atau kain yang dijahit, bukan juga seperti mode pakaiannya orang Arab. Pakaian takwa adalah komitmen dari iman seseorang kepada Allah swt yang bersifat kasat mata, ghaib. Sehingga setelah dewasa nanti, apapun baju yang dikenakannya dia selalu dalam keadaan bertakwa meskipun tidak sedang mengenakan baju koko. Ajarilah dia agar bertakwa tidak harus saat sedang berada di mesjid saja, tetapi dimanapun ia berada senantiasa lah selalu dalam keadaan bertakwa kepada Allah swt.

Anak saya itu tidak perlu lah untuk diajarkan berpidato atau berceramah, karena saya tidak ingin setelah dewasa nanti dia menjadi mubaligh atau ustadz penceramah. Karena cara Nabi dan Rasul dalam berdakwah bukanlah dengan cara berceramah akan tetapi melalui contoh dan suri tauladan.

Tidak perlu juga anak saya menjadi seorang qariah pembaca al-Quran yang fasih, karena toh Nabi kami, Muhammad saw juga bukan seorang yang bisa membaca al-Quran. Dia adalah seorang Nabi yang buta huruf, namun toh Allah meridloi dan menjanjikan surga kepada beliau.

Jadi menurut kami membaca al-Quran bukanlah sesuatu yang penting dan wajib bagi anak kecil. Yang jauh lebih penting dari itu adalah mengamalkan isi dan nilai kandungan dari al-Quran itu sendiri dan menanamkannya pada anak selagi usia dini, sebagaimana juga seperti itu yang dicontohkan oleh Nabi kami itu, Muhammad saw. (AK)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 00.35