Home | Sejarah | Pimpinan | Inti Ajaran | Artikel | Arsip | Kontak Kami
Opini Aktual

Selasa, 10 Oktober 2017

Mencari Arasy Allah

Gambar di samping ini adalah foto bumi yang paling jauh yang pernah dihasilkan dalam sejarah manusia. Foto tersebut diambil dari wahana antariksa tak berawak Voyager I di tahun 1990. Jaraknya dari bumi kira-kira 6 milyar km jauhnya. Itulah foto bumi terjauh yang pernah dibuat oleh peradaban manusia.

Kalau anda melihat, maka bumi hanyalah berupa titik kecil berwarna biru laksana debu yang mengambang di antara milyaran benda-benda langit lainnya. Cuma sebesar itulah rumah kita yang disebut bumi ini. Tempat dimana kita dan orang-orang yang kita sayangi hidup. Tempat dimana para raja memperebutkan daerah kekuasaannya dan jutaan prajurit telah tewas demi untuk memperebutkan secuil kecil wilayah di tempat yang cuma setitik kecil itu. Cobalah perhatikan kembali titik kecil biru itu, kecil laksana debu yang mengambang di antariksa. Itulah rumah kita, itulah tempat anda dan kita semua menghabiskan hidup, tampak teramat kecil dibandingkan dengan Maha Luasnya kekuasaan Allah. Tidak ada artinya apa-apa.

Nah, kemudian apabila ada pesawat yang dapat mengantarkan kita terbang di alam semesta tersebut, menjelajahi milyaran bintang, dan kemudian terus mencapai galaksi demi galaksi, niscaya kita tidak akan sampai kepada ujung dari alam semesta ini dan menemukan pintu menuju langit berikutnya. Pemahaman kita tentang langit yang selama ini banyak dibayangkan oleh umat Islam adalah sesuatu yang keliru.

Sehingga apabila anda terbang ke atas, terus menelusuri bintang-bintang dan galaksi-galaksi, maka anda tidak akan sampai kepada surga atau arasy Allah. Jadi dengan demikian jangan menunjuk-nunjuk ke atas sana sebagai tempat bersemayam Allah swt. Itu adalah suatu pemahaman yang keliru, pemahaman yang berasal dari kebodohan kita semata. Yang menganggap bahwa alam semesta ini hanya terdiri atas alam materi kasat mata saja.

Padahal kerajaan Allah swt itu sebenarnya terdiri atas lapisan-lapisan semesta, dimulai dari semesta materi fisik di langit terendah ini, kemudian disusul dengan semesta yang tidak kasat mata di langit berikutnya. Dan seterusnya sehingga terdiri atas 7 langit yang berlapis-lapis.

الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ مِنْ تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِنْ فُطُورٍ
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS 67:3)

Di tiap-tiap langit tersebut itulah, mahluk-mahluk Allah swt yang beraneka ragam wujudnya hidup. Kemudian setelah sempurna kejadian seluruh semesta di kerajaan Allah tersebut, maka kemudian Allah swt menciptakan suatu tempat yang disebut Arasy, yaitu tempat dimana Allah swt bersemayam.

اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ۖ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ
كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۚ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ

“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.” (QS 13:2)

Alam Arasy adalah suatu tempat yang teramat luas, yang kalau kita memandangnya maka tidak akan terlihat ada ujungnya. Belum pernah ada mahluk Allah yang pernah mencapainya, kecuali Nabi Muhammad saw ketika beliau melakukan Mi’raj.

Bagaimana cara Nabi Muhammad dapat mencapai alam arasy ini? Menurut guru kita, ketika beliau melakukan Mi’raj, maka bukan berarti bahwa beliau melesat terbang ke atas bintang-bintang dan galaksi sebagaimana pemahaman kebanyakan dari kita. Untuk menembus lapisan-lapisan langit kerajaan Allah swt diperlukan portal, yaitu tempat dimana dimensi menuju langit berikutnya terbuka.

Dengan melaksanakan sholat yang khusyu dan khusus di masidil Aqsa, kemudian Nabi Muhammad saw mempergunakan Nur dari ruh sejatinya untuk membuka portal tersebut. Sehingga dengan demikian maka ruhnya bisa naik melintasi Maha Luasnya Kerajaan-Kerajaan Allah di setiap lapisan langit. Hingga akhirnya sampailah beliau di sidratul Muntaha, salah satu tempat di alam Arasy. Itulah Nuh Muhammad, satu-satunya mahluk Allah swt yang dengan Izin-Nya bisa mencapai alam Arasy yang tertinggi.

Semenjak peristiwa Mi’raj itulah, kemudian beberapa manusia yang diridhoi Allah swt bisa mencapai alam Arasy tersebut. Caranya ialah melalui bantuan dari Nur Muhammad yang ada di masing-masing diri manusia. Oleh sebab itu, marilah kita saat ini mengaji diri kita semakin dalam lagi. Coba rasakan dan temukan sendiri jasad, ruh dan Nur yang ada di dalam masing-masing diri. Begitulah pengajian terhadap diri. Agar kita lebih tahu dan lebih mengenal diri pribadi sendiri, sebagaimana yang diperintahkan oleh guru kita. Itu jauh lebih berguna dan bermanfaat dibandingkan dengan hal-hal lainnya. Agar supaya bisa mencapai Arasy Allah. (AK/ST)


Diposkan oleh YAYASAN AKHLAQUL KARIMAH DARUL IMAN INDONESIA di 00.24